Penipu Tanpa Hati Nurani

Sebuah pesan singkat alias SMS masuk ke HP saya, begini bunyinya:

“Yank tlong isikan dlu plsa 20rb di no’As ygku pake ini, penting banget nanti aq jelaskan.”

Dikirim dari nomor +6282347006316

Percayalah wahai saudara-saudari bahwa jenis penipu macam ini sama sekali tidak memiliki hati nurani. Saya sih rutin mendapatkan SMS-SMS sejenis ini. Mulai dari SMS jaman dulu. Nah cuma kita bahas beberapa tipe-nya.

Penipu berbasis handphone sejuta umat

Layar pertama:
Selamat anda memenangkan hadiah berupa sebuah mobil baru. Hubungi nomor X untuk konfirmasi.

Layar kedua:
Pengirim
Provider
345

Layar ketiga:
(blank)

Layar keempat:
(blank)

Layar kelima:
Pengirim
+62 sekian-sekian

Ini jenis tipu-tipu ketika layar handphone masih sama semua, dan menyasar pengguna handphone-handphone sejuta umat. Ironisnya, ada aja yang ketipu. Padahal sudah jelas kalau di layar awal pesan bukan nomor provider, tapi nomor biasa.

Penipu jenis ini ada yang hemat, misal begini:

SelamatAndaMendapatkanSebuahMobilYangBaruSajaDiservisUntukLebihLanjutHubNoIni12345678

Sudah jelas bahwa itu adalah SMS terakhir yang ia mampu kirim, buat nipu pula.

Ada juga penipu tipe 4l4y. Misal nih:

5eLaM4t e4aa Kk. qMu d4PEt b01L B4rU LoH cY1nn..

Mungkin bulu mata kita mendadak menjadi keriting hingga kemudian mampu ditipu dengan mudah.

Tipe terkenal, Mama Minta Pulsa. Modusnya:

Contoh versi Jawa. Iki Ibuk, lagi nang kantor polisi. Tolong isikne nomor iki. Ngko ibuk ganti.

Contoh versi Ekspor. This is Mom, i am in office nya police. Help, entry number this. Soon, Mom pay.

Mungkin itu versi ekspor labil.

Nah, yang paling mengenaskan dari tipe ini adalah kalau si penipu nggak kenal latar belakang yang ditipu. Seorang teman saya, yatim piatu dikirimi SMS beginian, dan dia sontak update status, “KALAU MAU NIPU MBOK MADANG SIK!”

Ehm, ada hubungannya makan sama nipu ya bro? Entah juga sih.

Versi yang agak lucu ketika seseorang memanggil ibunya dengan Bunda, Mami, Mama, Umi, dan lainnya tiba-tiba dikasih pesan singkat bunyinya begitu. Lha ya jelas nggak masuk lah. Ini jenis penipuan yang penuh perjudian.

Dan anehnya, masih ada aja yang ketipu. Haduh.

Tipe Mama Minta Pulsa, ke Papa.

Yak, ini menyasar kaum pasutri. Jadi, ada pesan singkat kalau si Mama lagi kehabisan pulsa, dan minta ke Papa. Ada juga yang sebaliknya. Statusnya sih aneh, karena namanya pasutri yang baik dan benar mestinya mengenal dengan jelas tipe SMS pasangannya masing-masing. Kecuali kalau pasangannya lebih dari satu *eh*

Tipe ini juga tidak mengenal hati nurani. BAYANGKAN! Seorang cowok maskulin bin tampan mendapat SMS, “Ma, tolong isikan pulsa.”

Gimana itu handphone nggak mau dibanting seketika? Rugi fitness mahal-mahal plus perawatan.

Pun sebaliknya, cewek aduhai bin semlohai dikasih SMS, “Pa, ini Mama, tolong isikan pulsa.”

Dan itu cewek kabur dari salon sebelum sempat membayar.

Itu kalau sama-sama punya pasangan. Lha bayangkan kalau seseorang yang sudah menjomblo dua abad dan mengharapkan suami atau istri yang turun dari langit, tiba-tiba mendapat SMS itu. Sudahlah dapat suami atau istri dadakan, eh kerjanya minta pulsa pula. Sungguh kasihan.

Dan yang lagi kontekstual adalah tipe yang pertama kali saya kasih contoh, Pacar Minta Pulsa.

Kenapa saya bilang penipu jenis ini sangat tidak memiliki hati nurani? Bayangkanlah, kalau seseorang yang jomblo tiga abad dan berharap ada pacar yang bisa saling memanggil yank-yankan ala anak muda pinggir kali, tiba-tiba mendapat SMS macam itu. Ada beberapa opsi:

1. Si jomblo akan menelepon nomor itu, berharap itu benar jodohnya yang turun dari langit.
2. Si jomblo akan membalas SMS, dan bertanya, A/S/L *chatting mode on*
3. Si jomblo akan berteriak gembira karena tiba-tiba ada yang memanggilnya ‘Yank’
4. Si jomblo akan membanting handphone karena tahu ia ditipu dengan cara yang menyinggung perasaan.
5. Si jomblo sambil terseyum mem-forward SMS itu ke gebetan sambil bertanya, “Ini ada yang panggil aku Yank lho.Padahal aku maunya manggil itu ke kamu.” Dan mereka kemudian jadian. Sungguh penipuan yang menjad manis.

Yah begitulah kira-kira sedikit ulasan penuh kengawuran dari saya. Semoga dapat menggelapkan yang cerah.

Salam gerah!

Happy Wedding!

Entah ini kebetulan atau tidak, tapi semester 1 2012 diawali dan diakhiri oleh kondangan.

1 Januari 2012, saya lari-lari (baca: terbang) dari Padang menuju Jogja untuk menghadiri #1 pernikahan Dolaners atas nama Boris, dan 30 Juni 2012, saya ngesot (baca: nyepur) dari Jakarta menuju Jogja untuk menghadiri #2 pernikahan Dolaners atas nama Budi alias Yoyo.

Tapi saya nggak percaya ini kebetulan, karena ini adalah singgungan berbagai peristiwa pada titik yang tepat. Kenapa?

Karena dua teman yang habis nikah ini, sama2 JB nikah sama GNB. Hehehe..

Oke, bukan itu inti posting ini.

Kadang menjadi pertanyaan bagi emak saya tentang saya yang berkeliaran semata-mata kondangan. Ehm, bukan karena saya hendak mencuri bunga di keris atau pula menangkap bunga yang dilempar. Tidak sama sekali. Ini semata-mata soal pertemuan kembali.

Kalau di Januari berasa kurang unik karena saya sendirian dari Padang. Nah yang kemarin ini, karena yang nikah adalah anak 2004 dan 2005, maka berangkatlah belasan manusia dari Stasiun Senen dengan Senja Utama Solo. Belum cukup, yang Taksaka juga ada loh. Masih ada pula yang dari Bandung menuju Jogja. Semuanya akhirnya ketemu di Balai Desa Jatiayu (kalau nggak salah) untuk resepsi.

Well, kita nggak bicara soal nominal uang disini, meski itu juga penting. Sebagian dari peserta kondangan itu, hari Minggu pagi ini sudah balik ke lokasi meraup rupiah masing-masing. Intinya? Ya datang karena mau kondangan.

Yang menjadi note disini adalah ketika kita melihat teman di pelaminan, itu ada sensasi juga. Sensasi pengen? Ehm, ya iya juga sih. Hahaha.. Tapi ketika kita bertemu dengan teman-teman semasa kuliah, berkisah soal masa lalu, bercerita kembali soal masa silam, tertawa mengenang tragedi, dan semua aktivitas lain yang campur aduk jadi satu. Itu priceless. Sungguh.

Apalagi ketika yang manten kemaren, menganggap saya comblang-nya. Hahaha.. Padahal ya saya biasa wae sih. Itu dulu kan kenakalan masa muda. Kalau pas jadi (pacaran) ya syukur. Tapi ada senangnya juga sih melihat pasangan yang mana kita terlibat dalam prosesnya, bisa berada di pelaminan. Turut berbahagia untukmu kawan.

Dan untuk pertanyaan: kamu kapan? saya punya refleksi tersendiri berdasarkan guyon bawah pohon.

Jadi gini, piala Donalers itu difoto lalu dipasang di DP BBM. Nah karena ada kode #2, maka teman lain komen, ” kir0-kiro aq nomor piro yo?”

Sebuah jawaban gojek kere: yo nek ora 17 yo 18 lah..

What a long time! Hahaha..

Tapi namanya juga guyon Dolaners, nggak boleh sakit hati. Kapan itu hanya akan dijawab oleh kesiapan. Kesiapan? Ini akronim, KEmauan untuk SIAP menempuh tANtangan. Kita nggak bisa menunggu, karena bakal lama juga. Yang penting mau untuk siap. Sisanya biarlah jalan ke depan. *Hasil obrol sambil sarapan*

Dan kini saya mengetik posting ini dari sebuah warnet di Paingan, sebuah desa penuh kenangan. Sentimentil sekali. Sebentar lagi bakal menuju tempat meraup rupiah, bertahan hidup. Sebuah siklus hidup mendasar manusia yang sejatinya sederhana.

Happy Wedding my friends!