Lagu terbaik untuk menggambarkan perpisahan adalah milik Sheila on 7, Sebuah Kisah Klasik:
Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku
Kita terharu, seakan tiada bertemu lagi
Bersenang-senanglah karena hari ini yang kita rindukan
Di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah karena waktu ini yang kan kita banggakan
Di hari tua.. ooo…
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu, menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu, menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Mungkin diriku masih ingin bersama kalian
Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian
—
Selalu menjadi pernyataan yang kekal bahwa suatu perpisahan tidak akan terjadi tanpa adanya pertemuan. Ya iyalah, gimana bisa berpisah kalau tidak pernah bertemu. Hal ini tidak terbantahkan.
Satu hal yang menjadi perbedaan adalah aspek perpisahan itu sendiri. Apakah perpisahan itu dengan tidak baik atau dengan baik dan penuh haru.
Adapun, baik pertemuan dan perpisahan, sangat terkait dengan suatu hal bernama keputusan. Pertemuan terjadi karena adanya keputusan, demikian pula dengan perpisahan. Tak peduli ini keputusan pihak-pihak yang berpisah atau keputusan pihak lain yang ada di luar itu.
Well, apapun itu, nyaris tiada yang suka dengan perpisahan.
Sudahlah, tak perlu membahas banyak soal perpisahan. Karena toh ini bagian dari perjalanan hidup, bagian dari keputusan hidup.
Yang terpenting, bagian terbaik dari perpisahan adalah saat anda mengetahui bahwa anda dicintai. That’s All!