Tag Archives: pondasi

Pedoman Audit Sistem Manajemen: Prinsip Audit

Audit terkarakterisasi dengan ketergantungannya pada sejumlah prinsip yang dapat membuat audit efektif dan menjadi alat yang baik dalam rangka mendukung kebijakan dan control manajemen, dengan menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh organisasi untuk improvisasi performa. Ketaatan pada prinsip-prinsip tersebut merupakan persyaratan untuk penyediaan kesimpulan audit yang relevan dan sesuai serta untuk membuat auditor mencapai kesimpulan yang sesuai.

INTEGRITAS, pondasi dari profesionalisme

Auditor dan personel yang mengelola program audit hendaklah melakukan pekerjaannya dengan jujur, rajin, dan penuh tanggung jawab; memantau dan selalu patuh pada segala persyaratan legal yang relevan; memperlihatkan kompetensi ketika melakukan pekerjaannya; melakukan pekerjaannya dengan tata cara yang baik, misalnya tetap berlaku fair dan tidak bias dalam setiap kesepakatan; berlaku sensitive pada setiap pengaruh yang mungkin ada pada setiap pengambilan keputusan ketika audit.

FAIR, kewajiban untuk melakukan pelaporan secara benar dan akurat

Temuan audit, kesimpulan audit, dan laporan audit hendaknya merefleksikan aktivitas audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang terjadi selama audit dan tidak dapat diatasi oleh auditor dan auditee juga harus dilaporkan. Komunikasi hendaknya benar, akurat, objektif, tepat waktu, jelas, dan tuntas.

PROFESIONAL, berlaku tekun ketika audit dan dalam melakukan pengambilan keputusan

Auditor hendaknya berlatih untuk memperhatikan kepentingan tugas yang dilaksanakannya dengan memiliki keyakinan untuk itu. Sangat penting untuk bekerja dengan profesional sehingga dapat membuat pertimbangan dan keputusan di dalam semua situasi audit.

KERAHASIAAN, keamanan informasi

Auditor hendaknya bertindak hati-hati dalam penggunaan dan proteksi informasi yang didapatkan selama tugasnya. Informasi audit hendaknya tidak digunakan secara tidak sesuai oleh auditor maupun klien audit, yang dapat merugikan legitimasi auditee. Konsep ini mencakup penanganan yang sesuai terhadap informasi yang sensitif dan rahasia.

INDEPENDEN, basis untuk keadilan audit dan objektivitas kesimpulan audit

Auditor hendaklah independen dari aktivitas yang diaudit jika memungkinkan, dan bertindak sedemikian rupa sehingga bebas dari bias dan konflik kepentingan. Untuk internal audit, auditor hendaknya independen dari fungsi operasi yang diaudit. Auditor juga harus berlaku objektif untuk memastikan temuan audit dan kesimpulan diambil berdasarkan bukti audit. Untuk organisasi yang kecil, bisa jadi sulit untuk auditor internal bisa independen sepenuhnya dari aktivitas yang diaudit, akan tetapi setiap usaha perlu dikerahkan untuk melindungi bias dan mempertahankan objektivitas.

PENDEKATAN BERBASIS BUKTI, metode rasional untuk mencapai kesimpulan audit yang handal dan dapat dipercaya dalam rangka proses audit yang sistematis

Bukti audit harus dapat diverifikasi. Secara umum bukti diperoleh berdasarkan pengambilan sampel terhadap informasi yang tersedia dalam periode audit yang terbatas berikut sumber daya yang terbatas pula. Jumlah yang sesuai untuk proses pengambilan sampel hendaknya dilakukan guna menjamin keyakinan terhadap kesimpulan audit.

(diterjemahkan dari ISO 19011: 2011)

Gembira

Rumah itu perlahan terbentuk. Pondasi jadi, dinding berdiri, daun pintu terpasang, bahkan marmer lantai juga sudah ada pada posisinya. Tukang-tukang bekerja dengan giat, kadang mandor datang melihat kinerja tukang. Ada pula arsitek yang merancang rumah itu, ikut pula ada disana.

“Wahai para pekerja, besok pemilik rumah ini akan datang, melihat rumah yang kita bangun ini. Persiapkan sebaik mungkin ya,” seru Mandor di sore hari menjelang tukang-tukang pulang.

Esoknya, para tukang bekerja banting tulang menyelesaikan bagian-bagian yang belum dipoles dari rumah indah itu. Beberapa kali spesialis tukang batu ikut ngecat demi menyelesaikan bangunan yang luas itu.

“Pasti oke ini rumah mah,” seru tukang spesialis listrik.

Tukang batu yang ikut ngecat tadi tersenyum simpul. Dia barusan ngecat di stop kontak yang belum terpasang. Dia juga baru ngecat langit-langit yang bolong karena paku kabel.

Akhirnya pemilik rumah datang, melihat-lihat. Mandor menemani pemilik rumah dengan ‘speak-speak’ yang mumpuni.

“Ini dari batu kali gunung Merapi Pak, langsung!” ujar Mandor berapi-api.

Tukang batu tadi menoleh sebentar, lalu geleng-geleng. Dia tentu masih sangat ingat kalau baru kemarin mengambil batu di toko batu langganan. Geleng-gelengnya berlanjut seiring ayunan tangannya pada kuas.

“Oke, bagus. Kinerja kalian luar biasa,” kata pemilik rumah dengan tersenyum bangga.

“Terima kasih Pak. Silahkan datang kali seketika, kami siap memuaskan Bapak,” seru Mandor.

“Baik. Karena kesuksesan kalian, saya kasih bonus!”

Tukang-tukang senang mendengar itu. Mandor dengan berapi-api mengucap terima kasih pada pemilik rumah. Tukang batu tadi mengoles cat terakhirnya dan melangkah keluar perlahan dari rumah tersebut.

Tukang-tukang yang lain berkerumun pada kabar bonus dari pemilik rumah. Tukang batu itu menjauh sambil menatap.

Selalu ada cara yang berbeda untuk gembira.