Selamat datang kembali di blog yang sebenarnya makin mahal bayarnya tapi empunya makin jompo untuk mengisi kontennya~
Alkisah beberapa hari lalu, saya dan keluarga berlibur ke Legoland. Tentu saja Legoland-nya tidak jauh-jauh ke Dubai, apalagi Florida. Cukup ke Johor Bahru saja. Segitu saja tabungan sudah menyusut dengan drastis, gaes.
Jadi sejak lama Kristof memang nonton Ryan Kaji di YouTube Kids. Ada episode main di Legoland. Lalu kemudian pada beberapa ulang tahun, teman-temannya memberi bingkisan lego yang plastik sebagai penyerta chiki dan sejenisnya. Saya masih berpikir miskin kala itu dengan membelikannya lego curah. Cuma pas dibeliin jadi aneh karena banyak yang tidak berpasangan.
Singkat cerita, hasil hitung-hitungan sama istri akhirnya kami memutuskan untuk dijadikan saja liburan ke Legoland ini. Lagipula, Kristof ini dari umur 2 tahun sudah punya paspor. Gara-gara pandemi saja dia batal diajak ke luar negeri. Sekalianlah dia sudah umur 6 tahun dan sudah mau masuk SD. Jadi biar nanti kalau-kalau ditanya soal pengalaman ke luar negeri, minimal dia tidak kosong melompong sama sekali.
Ada banyak kisah sebenarnya, tapi kali ini saya mau cerita soal naik bis dari Singapura ke Legoland saja karena bagian ini yang agak sulit mencarinya dalam proses penyusunan itinerary kemarin.
Jadi, Singapura ke Legoland ini dekat sekali sebenarnya. Naik bis itu hitungan 1 jam lebih sedikit. Apalagi di Singapura jalanan terbilang tidak macet dan Legoland pun sebenarnya belum masuk ke pusat kota Johor Bahru. Jadi benar-benar masih di pinggir. Dalam banyak video di YouTube, bahkan pada naik Grab dari Singapura ke Legoland.
Okey. Jadi, hasil cari-mencari sebenarnya soal beli tiket bis ini bisa diperoleh di Klook dan bahkan Traveloka. Cuma atas beberapa pertimbangan, saya kemudian mencoba meluncur ke sumber aslinya. Jadi kalau di Klook itu memang bisnya akan WTS Travel yang bisa diakses di https://www.wtstravel.com.sg/. Dan situswebnya sendiri terbilang mudah diakses dan bisa untuk transaksi dari Indonesia. Jadi, kami eksekusi sekalian.
Bis ini hanya ada 1 kali sehari yakni di pukul 09.00 pagi waktu Singapura. Di tiket, penumpang diharapkan sudah bersiap 08.45. Kemudian bis balik ke Singapuranya adalah pada pukul 17.00 dengan bersiapnya 16.45.
Sebenarnya secara realita tidak 15 menit juga. Dalam perjalanan kemarin, bisnya baru tiba sekitar 8 menit sebelum jam keberangkatan. Tapi memang berangkatnya pas tepat jam 9. Yang nyupir kemarin babang-babang keturunan India yang memang banyak di Singapura. Kebetulan sekali pas berangkat di tanggal 25 Juni, kami dapat double decker. Cocoklah Kristof bahagia sekali karena dapat bis semacam ini. Tujuan membahagiakan anak tercapai.
Lantas di sebelah mana menunggunya?
Benar-benar di Singapore Flyer-nya. Nanti bisnya akan berhenti di depan halte ini. Cuma, karena di seberang itu adalah pit stop untuk F1, saya kurang paham kalau musim F1, di sebelah mana bisnya akan berangkat. Soalnya saya nggak nemu ada semacam Kalibanteng-nya Mangkang di Singapura sini.
Satu hal yang perlu dicatat adalah kita tidak bisa pilih kursi. Ketika membeli tiket tidak ada opsi itu. Dan pas mendapat tiket dari Babang Driver, langsung sudah dikasih nomor kursi. Bagasi kita taruh di bawah, lalu kitanya naik.
Selanjutnya, kita akan masuk ke Malaysia melalui Tuas Point. Nah jadi kalau di Singapura ini modelnya seperti terminal yang tertutup begitu. Ketika masuk Tuas Point, nanti kita akan masuk ke ruangan kaca (yang tidak boleh difoto), lalu akan bersua kamera canggih imigrasi Singapura. Nanti saya akan cerita sedikit prahara anak saya dengan imigrasi Singapura. Semoga dia nggak keburu SMP ketika saya sempat menuliskannya.
Sesudah kelar imigrasi, bis akan muncul di sisi satunya lagi. Dan konsepnya benar-benar seperti terminal yang ada bis plat ini parkir di jalur inu.
Sudah selesai?
Tentu belum. Saatnya memasuki imigrasi Malaysia melalui imigrasi Sultan Abu Bakar. Di bagian ini, ruangannya tidak sebesar Singapura. Pas saya ngantri kemarin, ada beberapa alat yang aneh-aneh aja error-nya. Jangan lupa kalau turun di Malaysia ini, semua barang bawaan turut dibawa serta dan akan dicek di Custom. Ini catatan penting karena saya sempat ngantri, lalu lari ambil tas bocah, untuk kemudian ngantri lagi.
Nah di “terminal” imigrasi Malaysia akan ada petugas dari WTS yang akan memberikan rambu-rambu perjalanan. Pas kami datang itu, petugasnya om-om. Dari mereka akan mengingatkan soal jam berkumpul jika balik hari dan beberapa keterangan lainnya.
Jadi, dengan naik bis jam 9 sebenarnya sampai ke Legoland-nya saja bisa jam 11 lewat. Sedangkan Legoland-nya tutup jam 6 kalau tidak salah. Maka, kalau saya sih menyarankan untuk tidak perlu balik hari kalau rutenya Singapura-Legoland. Mending besoknya sekalian baru pulang.
Ketika pulang, hal yang harus diperhatikan adalah mengisi aplikasi untuk masuk ke Singapura di https://eservices.ica.gov.sg/sgarrivalcard/ sejak dari Legoland dan sudah melihat plat bis yang akan kita naiki sebab antreannya dapat kena pengaruh apabila belum mengisi aplikasi tersebut. Bukan apa-apa, isiannya cukup panjang apalagi kalau 1 rombongan.
Ya kurang lebih demikian. Semoga berkenan. Ciao!


