20 Hal Tentang Ada Apa Dengan Cinta 2

aadc22

Bahkan perlu bantuan dari negara hingga akhirnya saya bisa nonton film yang so mainstream: Ada Apa Dengan Cinta 2. Iya, bantuan berupa uang harian sungguh mampu membuat saya membayar tiket bioskop plus tiket parkir di Taman Ismail Marzuki. Ah, duit dari negara, saya kembalikan Rp6.000 dalam bentuk uang parkir ke negara juga. Hidup Indonesia!

Sebagai penonton ke dua atau tiga atau malah empat juta sekian, tentu kurang pas jika saya harus menulis review tentang AADC 2 ini. Namun sebagai blogger nyaris bubrah, saya juga harus menulis karena WordAds saya menurun secara hore. Maka, saya mencoba menyajikan beberapa fakta unik yang mungkin baru kamu sadari, atau tidak kamu yakini kalau itu benar-benar ada sehingga kamu lantas mau nonton lagi, atau bahkan kamu yakini tidak ada dan saya hanya ngarang belaka.

Jadi, apa saja fakta-fakta unik itu? Monggo disimak hasil pengamatan saya sembari menahan cenut-cenut dampak kolesterol ketinggian hasil tujuh hari berturut-turut makan nasi Padang.

1. Baik Karmen dan Rangga sama-sama naik taksi Gamya di Jakarta.

Pada awal cerita, Karmen datang ke kafe Cinta dengan menggunakan taksi hijau yang satu-satunya adalah Gamya kalau di Jakarta. Demikian pula ketika Rangga mau mencari Cinta di Jakarta. Kiranya Karmen dan Rangga satu selera. Tapi satu pertanyaan krusial, sebagai orang New York, kenapa Rangga nggak naik Uber saja?

2. Dian Sastro itu cantik.

3. Rangga itu anaknya hemat.

Saya tidak tahu maskapai yang dinaiki orang Rangga ketika hendak terbang dari New York ke Indonesia. Namun, rute perjalanannya sungguh menarik. Jadi, Rangga naik pesawat ke Jakarta, lantas mencari Cinta meski tiada ketemu, kemudian pergi ke Jogja dengan naik kereta api. Kira-kira, mengapa Rangga tidak mengambil connecting flight?

Dan pertanyaan mendasar berikutnya, kira-kira Rangga memesan tiket kereta api via website KAI, aplikasi semacam tiket.com, atau ngantre di Stasiun Gambir, yha? Apapun metodenya, pilihan Rangga untuk naik kereta api itu mengisyaratkan dia anaknya hemat.

Selain itu, pilihan untuk tinggal di Guest House sederhana di Jogja juga opsi menarik, selain kemana-mana jalan kaki dan ngerental mobil yang bukannya Avanza atau Xenia khas rental di Jogja. Padahal kalau misalnya Rangga ngerental Avanza di D2 Transport misalnya, harganya bisa miring, dan rambutnya Cinta nggak keanginan.

Namun, sisi hemat Rangga tampak wagu ketika kemudian di balik ke Jakarta lagi dan menginap di hotel. Pilihan dia untuk menginap di hotel dengan pemandangan gedung tinggi serta kamar yang cukup luas mengisyaratkan bahwa Rangga tiada menginap di hotel murah meriah. Kalau hotel budget kekinian kan nggak ada jendelanya.

4. Di usia 30-an, Dian Sastro tetap kece.

5. Rangga fakir Wi-Fi

Ini adegan yang paling menarik buat saya. Jadi ketika sudah balik ke Jakarta, tetiba Rangga nge-LINE Cinta dalam posisi di mobil–yang bukan taksi, jangan-jangan Uber. Dan kalau diperhatikan, dalam posisi Rangga duduk di mobil, tidak ada tanda-tanda bahwa ponsel Rangga menggunakan paket data mobile, melainkan ada logo Wi-Fi dengan sinyal full. Hmmm, jangan-jangan Rangga pakai Bolt?

6. Entah sebagai Cinta atau sebagai istrinya Indraguna Sutowo, Dian Sastro pancen ayu tenan.

7. Geng Cinta parkir sembarangan

Sewaktu Cinta dan kawan-kawan main ke pantai, ada saat ketika Cinta menelepon Trian karena kangen aja. Dalam posisi itu, meski blur, tampak mobil rombongan ini parkir sendirian di tepi jalan. Ini menarik. Mengapa mereka tidak parkir di area parkir saja? Faktor Milly? Bisa jadi.

8. Nggak heran banyak lelaki ngefans sama Cinta

9. Jalur Rangga dan Cinta ke Candi Ratu Boko agak membingungkan

Sesudah menyewa mobil, Rangga dan Cinta ngobrol asyik sepanjang perjalanan. Selintas kemudian muncul tulisan “Bong Supit Bogem”. Sebagai lulusan tempat ini, saya agak-agak ingat bahwa tempat ini ada di sisi utara. Dengan posisi syuting bahwa tulisan itu berlalu di belakang Rangga yang sedang menyetir, maka asumsi saya mereka berjalan dari arah timur ke barat di Jalan Solo nan legendaris itu.

AADC2

Namun yang terjadi kemudian, mereka ada di Candi Ratu Boko. Seingat saya ketika survei buat acara kampus dan lantas batal karena kemahalan, dari arah Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman, saya menyusuri Jalan Solo dan begitu ada Bong Supit Bogem ini, plus kemudian Kali Opak, itu adalah tanda-tanda harus belok kanan ke Jalan Raya Piyungan, akses menuju Candi Ratu Boko. Kira-kira mereka ke Candi Ratu Boko lewat mana, yha?

10. Namun secantik-cantiknya Cinta, Alya tetap di hati!

11. Mungkinkah pesawat berbadan besar berangkat dari Bandara Adisucipto?

Sesudah mencecap bibir Rangga, Cinta pulang ke Jakarta naik pesawat yang saya tengarai adalah Garuda dengan melihat overall pramugarinya yang kayak sepupu saya. Namun tampak bahwa formasi kursinya adalah 2-2, namun dengan setting kursi kelas ekonomi. Formasi kursi 2 di pinggir jendela itu memang ada di Garuda, namun dalam formasi lengkap 2-4-2. Ini biasanya adalah pesawat berbadan besar milik Garuda, biasanya ada di Surabaya atau Denpasar. Dengan landasan sependek Bandara Adisucipto di Jogja, saya agak bingung, sebenarnya geng Cinta naik pesawat Garuda jenis apa dan jurusan mana? Hmmm, mungkin mereka ke Surabaya dulu, baru naik pesawat gede ke Jakarta.

Ketika sampai di Jakarta, Trian menjemput dengan latar bangunan tinggi berlengkung-lengkung. Boleh jadi, Cinta mendarat di Terminal 3 Ultimate. Keren!

12. KAMI TIM LADYA CHERYL!

13. Cinta ke bandara lewat mana?

Begitu disuruh cerita sama Trian, tetiba adegan melompat ke Cinta yang lagi ngebut benjut dengan konteks rasa-rasanya menuju bandara. Dalam proses ngebutnya itu, dari pinggiran jalan tampak bahwa jalanan itu memang jalanan menuju bandara Soekarno-Hatta. Pertanyaan pertama, kok bisa ngebut, memangnya nggak macet? Ah, itu klise. Kala kemudian Cinta mengalami problema di jalan dan nyaris celaka, dia kemudian tampak berhenti di jalan yang bukan tol. Padahal ketika mau ke bandara, itu ya tol saja terus sampai masuk kawasan bandara. Maka, sebenarnya Cinta lewat mana?

14. Seharusnya Alya tidak mati! Bilang saja lagi sekolah di Inggris, dapat LPDP, kayak pacar saya.

15. Boarding pass Rangga mirip Garuda, panggilan penumpang Garuda tujuan Tokyo, Rangga mau kemana?

Di bandara, akhirnya kita tahu nama asli Rangga via boarding pass yang tergeletak. Dari modelnya boarding pass itu, hampir pasti itu Garuda Indonesia. Ketika Rangga menoleh terakhir kali, sayup-sayup terdengar bahwa panggilan ditujukan untuk penumpang Garuda Indonesia tujuan Tokyo. Setahu saya, belum ada direct flight Jakarta ke Amerika Serikat. Hmmm, boleh jadi Rangga transit di Tokyo, pindah pesawat via SkyTeam lainnya.

16. Dengan matinya Alya, tiada lagi Ladya Cheryl di AADC3, kalau ada.

17. Mengurus visa ke Amerika Serikat kira-kira satu purnama

Cinta tetiba ada di tanah Amerika dalam keterangan bertajuk “…satu purnama kemudian..” Dari keterangan ini kita tahu bahwa untuk mengurus visa Amerika Serikat kira-kira dibutuhkan waktu satu purnama. Demikian infonya. Sungguh nggak penting, kan?

18. Milly tetap imut, pantas Kang Rifat kesengsem!

19. Ciuman Cinta dan Rangga dilakukan 3 Kali

Ini mungkin salah satu gong di AADC2, beberapa orang menyebut ciuman dilakukan 2 kali, beberapa lagi bilang 3 kali. Sepengamatan saya, ciuman dilakukan 3 kali di 2 momen. Mungkin di momen kedua, Rangga merasa lebih bebas, dan mungkin lebih ngebet.

20. Intinya adalah….

AADC2 adalah film pelepas rindu dan menontonnya harus melepaskan diri dari ekspektasi. Yah, kita maunya Cinta sama Rangga, tapi tetiba di situ ada Trian. Terpecah belahlah Indonesia pada #TeamRangga dan #TeamTrian. Ada saat-saat membosankan dalam obrolan, namun untungnya cepat di-skip ke petualangan berikutnya. Sungguh, sulit rasanya membuat skenario untuk adegan-adegan yang dikisahkan rentang waktunya pendek. Ingat, sebagian besar AADC2 ini mengisahkan sebuah cerita yang tidak sampai 24 jam. Dalam hal ini tentunya saya angkat topi.

Sekali lagi, AADC2 punya beban ekspektasi. Orang kecewa sampai mau nuntut ke liang lahat ada, orang senang juga ada. Orang bilang ini mengajari orang nggak jadi kawin juga ada, orang bilang ini bentuk cinta sejati juga ada. Sekali lagi ini suka-suka penonton. Cuma, sebagai orang yang baru kawin, moral dari kisah ini adalah jika akan menikah, janganlah ketemu mantan.

Dari sisi cerita, AADC2 tidak mengecewakan, apalagi banyak shoot detail banget ke Dian Sastro yang memang cakep itu. Namun ketiadaan Alya, sungguh, itu menyakitkan, Kak!

28 thoughts on “20 Hal Tentang Ada Apa Dengan Cinta 2”

  1. Kayaknya perlu disoroti juga kekecean rangga nya… masa cuma nyorotin kekecean cinta adan alya…
    Yang kamu lakukan itu tidak adil 😛

    Like

  2. Bahahahaha seru nih tulisannya!

    Paling suka sama bagian Alya. Haha. Waktu film AADC keluar, saya kelas 2 SMP, hampir semua temen di sekolah langsung ngefans dan ngecengin Dian Sastro. Saya mah ngecengin Alya. Adem adem minta dimanja gitu ya… Hmmm..

    Like

  3. Angka-angka genap selalu bikin ngakak. Dan jumlah ciuman antara Rangga dan Cinta itu juga saya hitung. 😀

    Like

  4. Kenapa gak ada lokasi syuting di selokan mataram dekat rumahnya Paul Petor,SH? Itu kan cukup legendaris di jogja….

    Like

  5. hehehehe pengamat film AADC banget ya, jeli ngupas… tapi bbrp poin ada yg tanpa penjelasan. Tapi dr itu semua saya juga nemu bbrp yg janggal yg di dunia nyata sih agak nya ga mungkin dilakukan.

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.