Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat

PENGALAMAN MEMBUAT PASPOR DI KANTOR IMIGRASI JAKARTA PUSAT

Jadi gini. Dalam beberapa hal saya memang masih kalah sama orangtua saya, termasuk juga dalam aspek dulu-duluan ke luar negeri. Bapak-Mamak saya sudah sampai Petronas, saya lebih milih sampai Danau Sentani. Itu juga dibayari negara. Kurang baik apa negara ini? Lho?

Nah, dalam rangka nggak mau kalah sama Bapak dan Mamak akhirnya saya membulatkan perut dan tekad untuk membuat paspor. Dasar kere, umur 28 baru buat paspor. Lha piye meneh? Jadi saya itu buat paspor juga tanpa tendensi hendak ke luar negeri dengan segera. Cuma memang saya sudah melewatkan beberapa lomba blog yang mensyaratkan punya paspor untuk mengikutinya. Kan sedih.

wpid-photogrid_1436282262424.jpgSetelah mengecek ke imigrasi.go.id, problema utama ternyata adalah pada verifikasi keaslian. So, saya harus bawa Kartu Keluarga asli. Padahal tahun lalu itu KK sudah saya bawa buat mengurus pencairan JHT buat beli tivi dan bayar cicilan rumah karena waktu itu saya sudah tiga bulan nggak gajian. Kan pedih. Heu.

Nah, itu KK sebenarnya sudah ada di Jakarta sejak Januari, sekembalinya adek saya dari kampung dan tentu harus dikembalikan pada saat saya balik kampung pekan depan. Makanya kemudian saya buru-buru bikin benda bernama paspor itu agar tugas saya paripurna.

Tahapan pertama membuat paspor adalah masuk ke imigrasi.go.id. Sejujurnya saya berminat pada e-paspor yang walaupun mahal punya embel-embel gratis visa ke Jepang. Ketika saya masuk ke imigrasi.go.id untuk permohonan baru, ternyata permohonan e-paspor tidak tersedia di kantor imigrasi yang saya tuju. Saya sudah isi pusat, timur, dan selatan kalau tidak salah. Tapi gagal semua. Akhirnya saya apply paspor 48 halaman yang biasa saja dan untungnya lancar.

Dengar-dengar dulu untuk apply online ini harus mengupload scan dokumen berupa KK, akte/ijazah, dan KTP. Namun begitu saya masuk, hanya mengisi kelengkapan umum macam nama dan nomor KTP tanpa mengupload apapun, padahal kadung sudah saya siapkan. Dan dulu-dulu malas karena belum berhasil membuat scan KK yang baik dan benar. Tahu gitu kan dari kemaren.

Sesudah apply dan sampai pada tahap akhir, sebuah email akan dikirimkan ke alamat yang kita masukkan pada saat pendaftaran. Email itu berisi sebuah file yang akan kita bawa ke Bank BNI untuk pembayaran senilai 355 ribu. Mirip belanja online, ada bahan bayar, dibayar, kemudian dikonfirmasi, gitu.

Saya kemudian pergi ke Bank BNI dekat kantor dan syukurlah pada kesempatan pertama gagal karena error. Makin lama saya makin paham kenapa yang namanya layanan online pemerintah itu banyak error-nya. Mungkin karena kesibukan. Heuheu. Agak deg-degan karena pada saat yang sama saya harus ke Jayapura, dan kalau lagi kerja di kota orang, boro-boro mau ijin ke bank. Banknya di sebelah mana saja saya tak tahu. Plus limit pembayaran kan ada juga, tuh. Jadi, pada hari ketika malamnya saya berangkat, siang-siang panas saya ke BNI dan untunglah kali ini sukses. Jumlah dibayarkan adalah 355 ribu plus administrasi, jadi 360 ribu.

Nah, karena tidak sempat konfirmasi dan keburu ke Jayapura, akhirnya saya nekat melakukan konfirmasi via ponsel. Klik link dari email yang dikirimkan, lalu masukkan nomor jurnal yang bisa ditemukan dekat dengan tanggal transfer dan kalau koneksi lancar sampailah kita pada menu pemilihan tanggal kedatangan. Saya lantas memilih tanggal 1 Juli karena memang pilihan yang tersedia itu sekitar 2 minggu ke depan. Jadi buat yang pengen ke luar negeri tapi mepet, jalur online tidak saya sarankan.

Pada tanggal 1 Juli saya datang pagi-pagi ke Kantor Imigrasi Jakarta Pusat di daerah Kemayoran. Ini agak malesin karena letaknya Kanim Jakarta Pusat yang saya tuju terbilang nanggung. Tengah-tengah antara Stasiun Rajawali dan Stasiun Kemayoran. Namun mengacu pada jalur, sebenarnya lebih gampang kalau kita turun di Stasiun Rajawali. Dengan jarak kurang lebih 1,8 kilometer, naik bajaj bisa sekitar 15 ribu, dan kalau cupu bisa kena 25 ribu. Heuheu.

Saya sampai di lokasi pukul 7 lewat dan kantornya sudah ramai. Di bagian satpam sudah ada verifikasi dokumen awal oleh satpam (lha iyalah). Ada dua bagian, yakni antrean online dan antrean walk-in. Ternyata, yang e-paspor itu bisanya walk-in. Agak lucu, sih, namanya e-paspor, tapi mendaftar via online nggak bisa, kudu walk-in. Ah, namanya juga pemerintahan. Itu pasti karena kesibukan! Untuk pendaftar online yang datang tepat pada tanggalnya, jangan khawatir pasti dapat nomor. Cuma kalau jam segitu, saya sudah dapat nomor 30-an. Untuk yang walk-in, di Kanim Jakpus hanya disediakan 100 nomor dan dibuka pukul 06.15 hingga 06.30 sampai habis. Ketika saya datang, pukul 07.00 saja sudah habis. Risiko walk-in ya ini, kehabisan.


BACA JUGA:
Memperpanjang SIM di Gandaria City
Taksi Bandara Galak di Hang Nadim


Sesudah dapat nomor dari satpam, kita masuk ke bagian lobi. Di lobi itu pada pukul 07.30-an sudah ada dua-tiga orang yang melakukan verifikasi kedua. Saya angkat topi bahwa ada PNS yang masuk kerja jam segitu. Yang saya duga, mereka adalah CPNS, kaum-kaum yang terpaksa rajin karena masih junior. Heuheu.

Yang utama harus kita bahwa adalah Kartu Keluarga (asli dan fotokopi), KTP (asli dan fotokopi), dan salah satu dari antara Akte Kelahiran atau Ijazah (asli dan fotokopi). Intinya sih memastikan bahwa nama kamu benar itu. Dan dalam memfotokopinya, ini yang penting, harus A4 atau F4. Kalau punya KTP fotokopinya juga di A4 atau F4, jangan digunting! Kenapa? Karena mesin scan di kantor situ hanya mengenali kedua jenis kertas itu. Kalau ternyata nggak ada, bisa fotokopi di koperasi di belakang. Sekalian ke koperasi kita “membeli” sebuah form pengajuan berikut materainya.

Kertas yang kita bawa ke bank untuk membayar juga harus dibawa, berikut tanda bukti pembayaran dari bank. Itu beneran harus ada. Nah, kalau ketinggalan, tenang saja, di koperasi juga disediakan printer dengan tarif 5000 berwarna, 3000 B/W. Nggak bawa flashdisk? Komputer di printernya terkoneksi internet, kok. Buka saya email kita, atau forward email ke emailnya koperasi. Semua bisa! Bisa!

Nah, bagi kaum kayak saya yang KK dan KTP-nya jauh, sebaiknya dilengkapi dengan surat keterangan bekerja. Lucu memang kalau ada orang Bukittinggi bikin paspor di Kemayoran. Surat dari kantor itu penting untuk memverifikasi kalau kamu beneran domisili di Jakarta. Untuk yang PNS bisa menggunakan nametag atau bahkan SK CPNS/PNS–kalau belum disekolahkan di bank terdekat. Eh, nggak usah asli, fotokopi juga boleh. Lebih damai daripada pencairan Jamsostek.

Jadi di lobi tadi akan dapat nomor antrean kan, sembari menanti jam 8 bisalah kita bersiap-siap di koperasi untuk segala yang kurang. Kebetulan saya dapat nomor 3-024. Saya lantas naik ke lantai 2, tempat pengurusan paspor itu. Ada 9 loket dengan fungsi yang berbeda-beda. Paspor baru sendiri, perpanjangan sendiri. Sepertinya demikian. Saran saja, bawa jaket atau kalau perlu api unggun. Dinginnya alamakjang bohae! Tapi enaknya, namanya juga di Imigrasi, kenyamanan dan kesegaran pemandangannya jelas beda dibandingkan di Samsat. Di Imigrasi kan orang-orang yang mau ke Singapura, bening-bening. Kemaren depan saya malah ada yang bajunya menerawang. Uhuk.

Kurang lebih 1 jam menanti, saya akhirnya dipanggil masuk. Nggak lama-lama amat ternyata. Nasib saya adalah bertemu petugas yang saya perkirakan punya NIP 197XXXXX 198XXX 1 00X. Yah, agak-agak galak gitu dan disambi teleponan juga. Akurapopo, Pak. Sebagai sesama remah-remah jeroan birokrat, saya mencoba memahami kalau bapak nan buncit itu sibuk. Ingat, KESIBUKAN! Tinggal diramah-ramahin, diiya-iyain, dan mungkin karena tahu juga saya juga dari kalangan yang sama, Bapak itu tampak tidak mempersulit saya.


BACA JUGA:
72 Fakta Unik Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
65 Tips Lulus CPNS
78 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Ketika Prajab


Saya lantas menuju Bapak lainnya, kemudian memperlihatkan seluruh dokumen asli yang saya bawa yakni KK, KTP, dan Akte Kelahiran. Dipastikan belum pernah punya paspor sebelumnya, serta ditanya mau kemana, terus diakhiri dengan foto selfie. Saya kemudian diberikan lembaran HVS yang nantinya akan dibawa untuk menebus paspor saya empat hari kerja kemudian. Karena tanggal 1, maka hari kerja yang dilalui adalah 2, 3, dan 6. Maka saya harus balik lagi setidaknya tanggal 7.

Tanggal 7 saya berangkat lagi ke Kantor Imigrasi Jakarta Pusat yang letaknya unik karena ada kompleks perkantoran pemerintah dekat perumahan. Jalannya saja konblok, dan bukan aspal lho. Kali ini saya mencoba datang lebih pagi, eh ternyata nggak ngaruh karena saya harus membuat antrean sendiri di depan loket pengambilan paspor jadi. Berbeda dengan antrean foto dan wawancara, maka di loket pengambilan kita harus waspada ketika ada petugas yang minta antre. Bukan apa-apa, mentalitas kacrut Indonesia itu terjadi. Sudah jelas ketika datang sudah ada beberapa orang, tiba-tiba ada pemuda KAMPRET yang menjejeri saya ketika petugas membuka antrean. Padahal saya ngeh banget bahwa sesudah saya adalah seorang bapak yang duduknya di sebelah saya. Asu tenan, toh. Guk!

Untungnya petugasnya cepat tanggap dan menyuruh pemuda kampret itu antre. Dan saya dapat nomor 2 sesuai urutan kedatangan di tempat itu. Yang kita serahkan adalah bukti bayar dari bank berikut selembar kertas apapun bentuknya dari petugas yang mengambil foto kita kemaren itu. Kalau misal mengambilkan punya keluarga, diperbolehkan kok, asal masih satu KK.

Sepuluh menit kemudian tibalah giliran saya dipanggil maju, setelah yang nomor 1 ternyata belum due date tanggal kedatangan sesuai sesi foto sebelumnya. Ane bingung, gan, ngapain dia kerajinan ke imigrasi kalau gitu? Saya kemudian diberikan paspor dengan nama saya dan disuruh menandatangani di bagian belakang tanpa nama dan hanya tanda tangan di dalam kotak. Lantas mengisikan nomor paspor serta nama di sebuah buku serah terima yang khas PNS! Pada bagian terakhir, saya kudu mengisi survei kepuasan di layar sentuh bergambar smile dan manyun. Bapaknya agak intimidatif juga karena ngelihatin saya ngisi, tapi karena saya memang puas, ya saya isi puas.

Sekarang, saya sudah bisa upload di IG dan Path dengan caption “Let’s get lost!” karena sudah punya paspor hijau, dan semoga ke depannya bisa punya paspor biru. Terus saya mau kemana? Tenang saja, saya pasti akan pergi ke luar negeri. Ke Jayapura yang lebih lama daripada ke Bangkok saya tahan, kok.


Pesan Hotel? Bisa via:
Pegipegi Hotel
Travelio “Your Trip, Your Price”
Hotels.com


Dan yang paling utama dari semuanya itu adalah: masih mau pakai calo untuk bikin paspor? Saya hanya butuh 360 ribu, ya, ditambah 60 ribu ongkos bajaj, plus 8000 ongkos Commuter Line dan anggaplah 10 ribu ongkos fotokopi dan print. 438 ribu saja. Kalau pakai calo berapa? Sejuta lebih kan? Atau kamu nggak punya waktu? Hmmm, saya itu hanya ijin terlambat masuk kantor paling lama 3 jam dalam 2 hari. Hari berfoto saya sudah kelar pukul 09.30, hari berikutnya jam 09.00 sudah nangkring di Stasiun Rajawali. Masak sih ijin begitu saya nggak bisa? Toh kalau buat yang di Jakarta bisa pilih Kanim yang paling dekat dengan kantor, kan?

Sejujurnya, ini adalah pelayanan pemerintahan paling memuaskan yang pernah saya alami di Republik Indonesia. Yah, dibetein sama Bapak ber-NIP lawas itu masih nggak apa-apa daripada disuruh bolak-balik Paingan-Jalan Magelang untuk mengurus Bang Revo dulu. Salut untuk Kemenkumham dan Kantor Imigrasi Jakarta Pusat. Semoga pelayanannya semakin meningkat. Dan percayalah, selalu ada harapan kok untuk birokrasi untuk berubah, asal pengguna layanannya juga berubah. Berubah nggak mau cari gampang dengan pakai calo adalah salah satunya, karena supply tidak akan ada ketika demand menghilang.

69 thoughts on “Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat”

  1. Wah sangat bermanfaat sekali postingannya..
    Btw masih ingat ngga, waktu pengisian data secara online, di bagian alamat rumah diisi alamat sesuai KTP atau alamat kos saat ini ya?

    Terima kasih sebelumnya..

    Like

  2. Hello mas… numpang tanya.

    File pembayaran yg telah dikirim ke email harus dicetak yah dan lgsg pergi ke bni .

    Dan setelah bayar trus meng upload bukti pembayaranya aj lalu tgl tentuin kt mau dtg kapan gt ?

    Ttp sm aj dtg ny mesti pagi” ya mas walau sdh online ?
    It pas dtg lgsg wawancara dan foto yah ? Ap msti berulang lg ?

    Thankyu info nya.

    Liked by 1 person

    1. Harus dicetak dan dibawa. Tp ga usah diupload, cukup masukin kode. Sebaiknya pagi biar cepat selesai, tapi ya ga pagi juga gpp asal masih pd hari yg kita pilih. Wawancara sambil foto klo saya. Empat hari balik, beres dah…

      Like

    2. Mba kalo onlien tidak usah datang pagi .. online di batasin waktu dari jam 7.30 s/d 14.00 .
      Jadi kalau buat online gampang .. mau dateng siang juga tidak apa apa ..

      Like

  3. Salam sukses semuanya..

    Kami adalah Perusahaan Biro Jasa resmi di Kantor Dirtjen Imigrasi dan Depnakertrans.
    Kami bisa bantu saudara-saudara dalam pengurusan dokumen KeImigrasian dan Surat Izin Tenaga Kerja Asing, seperti misalnya :
    RPTKA
    IMTA
    VISA INDONESIA ( Visa Tinggal Terbatas, Visa Kujungan )
    Kartu Izin Tinggal Terbatas ( KITAS )
    Kartu Izin Tinggal Tetap ( KITAP )
    MERP
    Dan lain lain

    Dengan bekerja sama dengan kami, kami pastikan semua permohonan dokumen Keimigrasian anda akan dapat di setujui oleh Dirtjen Imigrasi Jakarta dan Instansi Terkait, karena kami punya banyak link atau kenalan di Dirtjen Imigrasi dan Depnakertrans.
    PEMBAYARAN DILAKUKAN SETELAH DOKUMEN / SURAT IZIN ANDA JADI.

    NUSANTARA SERVICE DOCUMENT
    085695720018 ( Whats up )
    081210678591 ( Line )
    Pin BBM 59b03da6
    imigrasi.depnakertrans@gmail.com

    Like

    1. Teman-teman pembaca blog ini, komen ini saya approve bukan berarti teman-teman boleh pakai jasa kayak di atas ini ya.
      Model-model semacam iklan di atas ini yang merusak birokrasi Indonesia. Lagipula perhatikan, sejak zaman nenek-nenek belum bisa naik metik, tidak ada lagi istilah DEPNAKERTRANS. Semua departemen sudah jadi Kementerian. Begitu, toh? Atau hal paling simpel, deh, menulis WhatsApp saja masih Whats Up, lalu kalian percaya dia bisa? Heuheuheu.

      Like

  4. mas numpang tanya, saya juga bukan penduduk asli jakarta, org sumatra juga, apakah memang nanti HARUS butuh surat keterangan dari kantor yang menjelaskan kita kerja di jakarta?soalny di persyaratan sepertinya tidak dicantumkan..

    saya juga agak was2an nih takutnya paspor saya jadinya lama krna bukan pake “cara cepet”..apa memang pengurusan paspor bisa cepet di seluruh kanwil atau cuma di kanwil yang jakarta pusat aja ya?soalny saya kmren milih di jakarta selatan karna mengingat lebih deket dari tempat tinggal saya

    trus masalah alamat tempat tinggal yang lama ga perlu diisi kan mas?bisa dikosongin?

    terimakasih

    Like

  5. mas may tanya dong,

    klo misalnya di bagian pengisian alamat tinggal lama itu bisa dikosongin ga ya?
    soalny kmren saya kosongin

    dan apakah memang untuk yang org jauh/bukan penduduk asli jakarta DIHARUSKAN membawa surat keterangan dari kantor yang menyatakan klo kita bekerja di jakarta dan berdomisili di jakarta?karna di persyaratannya tidak dicantumkan.

    saya juga agak was was juga nih mas paspor saya jadinya lama klo bukan pake “cara cepet”. apakah semua kanwil bisa mproses dengan cepet atau cuma kebetulan kanwil tempt mas aja ya?saya kemaren milih di kanwil jakarta selatan.

    thx infonya mas

    Like

    1. Klo alamat kmrn sih saya isi. Terus klo yg surat itu sebaiknya bawa deh, apalagi klo bukan jabotabek KTPnya. Saya kmrn ga bawa, dsuruh lampirkan. Jd mgkn harus krn KTP saya jauh.
      Klo skrg harusnya dimanapun lancar, apalagi yg dipelototin mentri kyk jkt. Hehe

      Like

  6. wahh cepet bagt mas responnya…

    mas mau tanya lagi, kyknya kmren waktu isi data online saya lupa isi data kewarganegaraan orgtua saya, itu bisa diedit lagi ga ya?krna saya baca di komen mas, mas sempt bikin 2 versi…2 versi itu maksudnya 2 versi formulir yg kita beli di koperasi atau gimana mas?
    takutnya data ga keisi lengkap, saya jdi sulit ngurus paspor nya..

    makasi mas

    Like

  7. bagi info dong mb saya baru saja membuat pasport tapi teman saya bilang untuk ke luar negeri minimal Nama harus 2 suku kata (nama) sedangkan nama saya cuman 1 suku kata apakah ada informasi mengenai hal tersebut dan kalau saya memakai nama satu suku kata apakah tidak boleh ke luar negeri dan dipersulit
    thanks

    Like

  8. mas, mau tanya, denger2 skrg 6 bulan sblm masa berlakunya habis paspor sudah harus diperpanjang, kalau daftar online jenis permohonannya pilih “penggantian – habis berlaku” ya?
    trus kalau online kan pasti kebagian no, kalau misalnya sudah jam 4 (jam pelayanan kantor imigrasi maksudnya) tapi no antriannya blm dilayani semua apakah dilayani sampai habis atau disuruh balik lg besoknya?
    makasi infonya mass…

    Like

  9. mas mau tanya ,,saya kan selesai krja di taiwan n paspor aku masih berlaku 1 tahun ke depan, apakah paspor itu bisa di pakai untuk ke luar negri tapi bukan untuk bekerja hanya liburan atau tinggal menetap, atau harus ganti paspor.
    terima kasih sebelumnya..

    Like

  10. selamat pagi mas saya mau tanya…mau bikin paspor nih tp alamat KTP sy bandung mau bikin di jkt. apa bisa hanya pake surat ketrangan kerja? apa harus pake juga surat keterangan domisili?

    krn saya baru ngekos disini jd ribet kaya’a klo bikin surat domisili#terimakasih sebelum’a

    Like

      1. Maksudnya sama aja gimana?ak kn domisily di pangandaran,,apa perlu surt pngantr pmbuatan paspor dr kelurahn pangandaran ?trmksh respon y cpet bgt

        Like

      2. Boleh dibuka dulu imigrasi.go.id, dsitu ngga minta surat pengantar pembuatan paspor, kok. Prosedurnya juga ada disitu, kok, kak. Sebaiknya cari imigrasi terdekat saja dengan domisili.

        Like

      3. Tolong infonya ya pleaseeee Pada tanggal 30 Jan 2016 13:46, “ariesadhar.com” menulis:

        > ariesadhar commented: “Boleh dibuka dulu imigrasi.go.id, dsitu ngga minta > surat pengantar pembuatan paspor, kok. Prosedurnya juga ada disitu, kok, > kak. Sebaiknya cari imigrasi terdekat saja dengan domisili.” >

        Like

      4. Tapi ak tkutnya d persulit,krn skrg ak tdk pnya pkrjaan,tp shubung ad tmn ak dr netherland invite and mw jd sponsor ak,jd kidu aj ini teh ak klabakn bkin yg ky ginian,nanti d kntr imigrsi dtnya ga mslh ttg krjaan atw paspornya mw buat ap,jd ini th dia krm uang k ak utk bkin paspor sma visa,tp ap bsa smntara ak gk ada pkerjaan? 😦

        Like

      5. Yaelah, mbak.. Kalo paspor selagi lengkap kelengkapan sesuai di imigrasi.go.id, dan mbaknya nggak masuk daftar hitam imigrasi, pasti bisa. Kalo visa, baru urusan sponsor, dll. Gitu ya, hehe.

        Like

      6. Ohhh….oke ath,,ya maklum ak bego ama ky ginian,,trus klo urusn visa tahu gk?ak udh bca d blog seseorng dan oh god bikin mumet syarat2 nya

        Like

  11. Salam kenal mas, mau tanya dong. Pas pengisian online kemarin, saya terlanjur mengisi alamat sesuai dg alamat tinggal saya sekarang, bukan sesuai KTP. Apa itu bakal jadi masalah?

    Sebaiknya ulang daftar lagi aja atau langsung bayar aja ya.

    Terima kasih

    Like

  12. mau tanya mas paspor saya baru jadi, pada halaman paling akhir halaman (tanda tangan) keterangan pemegang paspor itu emang kosong ya?
    atau di isi sendiri?
    dengan pulpen kah?
    thanks ya

    Like

  13. Wiiiihhhh.. ternyata memang kosongan yak halaman paling belakang itu… paspor ku baru jadi td siang, terus temen kantor tunjukin paspor dia yg versi lama lengkap informasi pengguna nya.. aku kan jadi bingung apa cuma punyaku yg kelupaan.. haahaaa.. thank you yak informasinya..

    *Kanim 1 jakbar juga oke punya lho, ramah dan baik2.. tapi ramenya naudzubillahimindzalik.. 😆

    Like

  14. sy buat paspor baru melalui daftar online. permasalahannya, saat isi data, saya mengisi alamat sesuai tempat tinggal. sedangkan alamat tinggal dengan ktp beda. apakah nanti akan jadi masalah kalau di imigrasi? mohon bantuannya. thanks.

    Like

  15. halo kak 🙂 saya mau nanya nih..

    untuk mahasiswa, apakah tetap butuh surat rekomendasi dari kantor/kampus? makasih kak 😀

    Like

  16. Mas kalo bikin paspor utk traveling apa tetep harus pake surat rekomendasi? Kalo pns bisa diganti SK pns kah? Atau emang harus minta rekomendasi atasan?

    Like

    1. Rekomendasi/sejenisnya itu klo kayak saya mas, KTP mana, bikin paspor dimana. Buat justifikasi. Hehe. Saya pake print2an SK yang difoto malah, tetep bisa 🙂

      Like

  17. Mas, kalo saya karyawan swasta di jakarta dengan ktp daerah apakah bisa menggunakan SK juga untuk surat rekomendasi? terimakasih.

    Like

  18. terimakasih atas tulisannya.. informatif dan sangat menghibur, (serasa baca novel komedi) hehe
    tapi mas apakah ada aturan khusus untuk Photo copy (untuk semua dokumen yg dilampirkan) selain harus kertas A4 tanpa dipotong? (seperti FC ktp yg di resize setengah A4 dan bolak balik misalnya) biar saya gak salah mempersiapkan dari rumah dan gak mesti bolak balik di kanim akhirnya.

    Like

    1. Kalau saya usul sih, fotokopi di belakang aja. Hehe. Aturan khusus itu hanya untuk KTP, nggak dipotong, karena dia discan di scanner yang ukurannya A4. Kalau diprint setengah A4, takutnya nggak cocok sama format scan dan bikin ribet kita sendiri. Hehe.

      Like

      1. “fotokopi di belakang aja” maksudnya di tukang FC dkt kanim mas? (saya smpet gk mudeng).
        saya akhirnya bikin paspor di kanim Bekasi niat awalnya di jaktim (gk kepikiran ke jakpus. hehe tp tulisan masnya usefull bgt buat wanti-wanti & memang sama sikonnya), saya FC kedua sisi KTP diperbesar & dijejerin 2 sisi KTP di satu halaman, dan alhamdulillah diterima,

        di kanim tingkat II bekasi jam 6 kurang sdh byk yg antri sampai 30an org pdhl gerbang dibuka jam 8 kurang, krna saya sendirian fc di rmh sblm ke kanim ngebantu bgt pas antri. dan daftar online memang bisa bikin lebih cepet, jam 9.15 udh kelar (maaf sekalian curhat siapa tau yg baca blog masnya jg mau bikin di kanim Bekasi) 🙂

        Like

  19. Saya tadi urus paspor ke Kanim dan mereka meminta surat keterangan kerja dari kantor saya. Sementara saya sedang dalam pengajuan resign. Apakah surat keterangan kerja itu wajib? Karena saya kan mau urusnya untuk liburan. Terimakasih

    Like

    1. Kalau menurut saya itu diminta mungkin karena KTP beda sama Kanim tempat mengurus imigrasi. Dan kalau hitungannya dalam proses resign, berarti masih bisa dong minta surat. Pilihannya antara ngurus paspor di tempat sesuai KTP atau ya minta saja ke kantor 😀

      Like

  20. Halo mas. Mau tanya kira2 bisa ga ya kita minta dalam 3 hari sudah jadi paspornya? Krn saya baru akan mengurus hari kamis, berarti kan hitungannya jumat-senin-selasa-rabu, lalu kamis baru bisa diambil ya? Sedangkan saya hari rabu sudah berangkat ke singapore.

    Terima kasih.

    Like

  21. Halo mas , saya mau tanya. Saya kerja di jakartapusat, saya urus online di jaktim. Ktp saya daerah. Apa bisa ya mas? Masnya ngurus sesuai kota kantor kah?

    Like

  22. Permisi kak numpang tanya, saya mahasiswa rantau dan pengen bikin paspor di daerah tempat saya merantau. Pertanyaan saya untuk surat keterangan domisili, harus dibuat dimana? di RT/RW tempat tinggal asal? RT/RW di tempat saya merantau? Atau surat keterangan mahasiswa dari kampus? Terima kasih banyak sebelumnya 🙂

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.