Cara-Cara Resign yang Baik

pablo (1)

Hah! Habis membenahi posting soal hal-hal yang bikin nggak jadi resign, plus mem-publish email resign saya, rasanya kok pengen memberikan masukan kepada pekerja yang pengen untuk bisa resign dengan agak baik dan kira-kira benar. Ya, saya memang baru saja resign tanggal 5 Maret kemaren untuk pindah kerja ke tempat yang nggak memungkinkan resign semudah mencuci baju. Jadi setidaknya saya bisa menulis berdasarkan hal yang saya lakukan sendiri, tidak sekadar copy paste blog orang. Heu.

Selain sudah pernah resign, sepanjang karier saya yang hampir 5 tahun itu kira-kira saya bertemu lebih dari 100 teman kantor yang resign. Ada yang resign lalu balik lagi, tapi lebih banyak yang resign dan tidak kembali. Jadi, cara-cara yang saya uraikan berikut ini bukanlah cara-cara yang abstrak dan tidak pernah diimplementasikan. So, mari disimak!

JANGAN EMOSIONAL

Tentu saja, dalam dunia kerja akan ada orang yang menyebalkan, tapi itu tidak berarti kita bisa menjadikan dia sebagai alasan untuk bertindak emosional. Suatu ketika saya bertemu dengan teman yang baru saja nangis-nangis habis ketemu bosnya, sedang ngeprint surat resign. Iya, habis ketemu bos, sebel, emosi, lalu minta resign. Saya cuma bilang, “kamu beneran mau ngasih ini ke bos?”. Tentu saja jawabannya adalah “Tidak.”

resign1

Sebelum memutuskan untuk resign, pikirkan dulu matang-matang. Apalagi kalau mau resign dengan alasan situasi kantor yang kurang kondusif. Lain kasus dengan adanya offering yang lebih baik, emosi yang ada disini justru adalah kesentimentilan. Sudah kadung berteman enak-lah, sudah kadung fasih dengan teh bikinan OB, atau sudah kadung kasbon dengan warteg depan kantor. Kalau terlalu sentimentil, ya jatuhnya juga nggak akan resign.

SPEAK FIRST!

Segera atur pertemuan dengan atasan langsung. Dalam hal ini, karena saya bilang bahwa nyepik didahulukan, jangan serta merta membawa surat resign. Ketemulah dengan atasan sambil menyampaikan maksud dan tujuan kita. Tentu saja, kita harus memperhatikan cuaca si bos. Tentu masing-masing sudah tahu prakiraan cuaca bos masing-masing. Carilah masa cerahnya.

resign2

Kalau saya dulu ceritanya dapat konfirmasi diterima di tempat sekarang itu pada akhir bulan. Nah, kebetulan, keesokan harinya ada mutasi setempat yang menyebabkan atasan saya ganti. Sebagai anak buah yang baik, hal pertama yang saya sampaikan ketika dipanggil atasan baru di hari pertamanya adalah “PAK, SAYA MAU RESIGN!.

Ketika lagi nyepik atasan, usahakan jangan muter-muter. Ini bukan nembak gadis atau sedang menjawab tembakan seorang lelaki. Kan tadi saya sudah bilang kalau ini minta resign. Jadi jangan sampai terjadi dialog begini:

Kroco: Pak, saya mau bicara sebentar.
Bos: Oh, silakan. Ada apa?
Kroco: Anu, Pak. Nggg.. Anu.
Bos: Co, anu kamu kenapa?

Atau yang semacam ini:

Kroco: Pak, saya mau ngomong sebentar.
Bos: Oh, silakan. Ada apa?
Kroco: Wah, hari ini cerah sekali ya, Pak!

Dan jangan sekali-kali yang semacam ini:

Kroco: Bu, saya boleh ngomong sebentar?
Bos: Boleh. Silakan, Co.
Kroco: Sebentar.
Bos: $%$&#%!*$@!!

ALASAN YANG BAIK

Ini selalu jadi bagian paling sulit karena para calon resigner dihadapkan pada pilihan mau damai atau mau jujur. Saya kembalikan kepada para calon resigner yang paham tindak tanduk atasannya. Ada atasan yang kadang terlalu antik bin tidak wise sehingga ketika kita lapor mau resign karena ada masalah personal dengan si Anu, maka yang terjadi bukannya resign kita disetujui, tapi malah segera manggil si Anu untuk duduk bareng membahas apa sih masalah personal diantara kalian.

Pilihlah alasan non konfrontasi, termasuk ketika alasan kita resign sebenarnya adalah karena ada masalah dengan orang lain. Pilihan-pilihan seperti disuruh orangtua, mengikuti suami, atau pengembangan karier adalah hal-hal yang bisa dipilih. Oh, tapi hati-hati dengan pengembangan karier dan income lebih besar, nanti pas ditawari karier yang lebih bagus dan income lebih besar dari calon employer, situ malah bingung sendiri.

IKUTI PERATURAN

Ada sebagian kantor yang mengatur dengan jelas durasi dari minta resign ke resign beneran. Jadi, jangan mengajukan sekarang, besok langsung resign kalau memang peraturan melarang itu, kecuali itu perusahaan nenek moyang kita. Surat resign sendiri adalah bagian dari regulasi. Jadi, sesudah ngomong dengan atasan dan sama-sama sepakat. Buatlah surat resign yang berisi nama, nomor ID karyawan, jabatan terakhir, dan masa kerja (jika perlu). Tambahkan juga alasan kita resign seperti yang sudah dijelaskan di atas. Jangan lupa pula untuk memberikan apresiasi terhadap hal-hal yang sudah diberikan oleh employer. Tapi jangan satir ya, misal begini:

Terima kasih kepada perusahaan yang sudah membiarkan saya bekerja lembur sampai ketemu hantu, tanpa dibayar.

Please, jangan lakukan! Jangan juga minta orangtua menelepon perusahaan guna meminta izin agar kita boleh resign. Ini bukan sekolahan. Kalau ada form-form yang harus diisi serta segala prosedur lain yang ada, segera lakukan. Termasuk juga kalau kita ada utang dengan perusahaan atau koperasi yang ada. Lunasin! Enak aja main tinggal pergi!

STILL STRIVE FOR EXCELLENCE

Bagian yang ini tentu saja sangat penting untuk menjamin nama baik kita ke depannya. Tetap bekerja semaksimal mungkin sepanjang belum resign. Toh, kita kan tetap digaji sesuai pekerjaan. Jangan mentang-mentang mau resign, kita malah asyik main ONET atau buka ariesadhar.com dan membaca artikel tentang Cara-Cara Resign yang Baik. Kalau perlu, buat form transfer yang berisi list pekerjaan rutin yang biasa kita lakukan, lalu hubungannya dengan siapa saja, lalu sudah ditransfer kepada siapa saja, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti.

BERI KODE SOAL HADIAH RESIGN

Hadiah resign itu hampir pasti kita terima kalau pergi, kecuali kita pergi diam-diam. Saya pernah dapat sandal, singlet, cawet, baju, celana, hingga jaket gegara resign. Nah, anggaran untuk kado resign itu kadang besar, lho. Supaya tepat guna, kita bisa memberikan kode perihal apa sih barang yang kita butuhkan. Cukup dengan update status di FB, “Wah, pengen beli mukena terbaru di Zalora, nih!” atau “Lagi pengen baca Oom Alfa!”.

Kode semacam ini untuk memastikan bahwa kado resign itu benar-benar pas. Benar-benar pas dibeliin, maksudnya. Umumnya, sih, kado resign nggak jauh-jauh dari mug, baju-bajuan, jaket-jaketan, cabe-cabean, dan benda-benda universal. Jadi apa salahnya kalau kita hendak memastikan bahwa benda perpisahan untuk kita itu adalah benda yang pasti akan dipakai dan bukannya kemudian masuk kardus hingga tiga abad ke depan?

FAREWELL

Soal farewell email sudah saya berikan kemaren. Kalau farewell party, ehm, sesuaikan dengan isi kantong dan tingkat kedekatan kita. Ketika saya di Palembang, farewell party saya dihelat di sebuah karaokean dengan bujet besar. Saya sih rela hati mengeluarkan duit segitu untuk perpisahan karena memang saya sedih harus meninggalkan tempat itu karena teman-temannya yang keren abis. Tapi jangan dipaksa juga kalau nggak punya duit. Jika dana yang ada seadanya, sekadar memberi wafer per orang dengan kartu ucapan perpisahan mini, itu agaknya sudah cukup. Sekadar memastikan bahwa kita pergi baik-baik.

KEMBALIKAN SEMUA MILIK KANTOR

Mulai dari kartu asuransi, ID card, laptop, BB, handphone, mobil, motor, dan lainnya harus dikembalikan. Kalau nggak, itu namanya kita maling. Biasanya kantor punya form serah terima untuk hal semacam ini. Pastikan semuanya beres di hari terakhir kita bekerja.

Nah, soal pengembalian ini kadang menjadi cara orang resign diam-diam. Jadi, cukup dengan tinggalkan semua fasilitas kantor itu plus email malam hari atau bahkan sekadar selembar kertas, lalu tidak kembali dan bahkan ganti nomor handphone, selesailah prosedur resign kabur. Ini sih bisa-bisa saja, suka-suka kita. Tapi sudah pasti nggak akan dapat surat keterangan pernah bekerja. Anak Dirjen mungkin nggak perlu hal sejenis ini. Hanya saja, pikirkan dampaknya pada adik-adik kelas dari almamater. Seringkali perilaku buruk kita dengan kabur ini berimbas pada tertutupnya peluang adik kelas masuk ke perusahaan yang saya karena almamater sudah kena blacklist. Itu juga salah satu bagian pentingnya resign yang baik.

EXIT INTERVIEW

Akhirnya, ini adalah saat bagi kita untuk mengungkapkan segala hal ihwal perihal kita resign–terutama jika terkait dengan masalah personal. Kalau disebutkan di awal, akan ada intervensi yang justru dapat memperburuk keadaan jika bos tidak bijak menyikapinya. Kalau disebutkan di akhir, kepada HRD pula, maka keluarnya kita itu akan menjadi evaluasi bersama bagi kelangsungan perusahaan. Bilang saja semuanya. Setidaknya, agar perusahaan belajar bagaimana sebaiknya mengelola karyawan dengan baik sehingga tidak mengorbankan karyawan lama yang setia demi seorang karyawan baru yang dibajak dari perusahaan kompetitor. Misalnya semacam itu. Utarakan dengan senyum agar kita juga bisa keluar dengan senyum.

KADANG ADA HAL YANG PERLU DISEMBUNYIKAN, YA SIMPAN SAJA

Di atas tadi saya minta untuk terbuka, tapi kita harus lihat konteksnya juga. Kita tahu bahwa dunia kerja itu kadang kejam minta ampun. Pernah ada manajer yang resign terbuka bilang akan pindah ke X. Karena dia manajer, owner langsung tahu dan melakukan hal yang bikin geleng-geleng. Owner langsung meminta pemilik X untuk membatalkan rekrutmen si manajer. Jadilah si manajer bukannya pindah, eh resign malah jadi pengangguran.

Lihat-lihat dulu situasi sebelum kemudian minta diri untuk resign, tapi saya sih yakin cerita di atas tidak berlaku umum. Cari tahu dulu saja keadaan sekitar sebelum memutuskan pindah. Ada beberapa kasus teman saya yang pindah dari A ke B dan nggak bilang-bilang soal B karena hubungan sesama owner cukup baik dan memungkinkan intervensi.

resign3

Demikian sedikit pemaparan soal resign yang baik dan benar. Pada dasarnya kalau resign baik-baik itu rasanya lebih enak, daripada buruk-buruk. Toh, resign adalah satu bagian dari keputusan hidup, dan kita tahu bahwa hidup tidak bisa di-rewind. Apapun yang terjadi sesudahnya, semua adalah konsekuensi dari pilihan kita. Jadi, selamat memilih!

49 thoughts on “Cara-Cara Resign yang Baik”

  1. Resign yg baik adlh ketika kantor kita mau dipindahkan dari timur-nya jakarta ke barat-nya jakarta. Emangnye gw mau nyari kitab suci 🙂

    Like

  2. Kalo resign, trs kita udh kluar tp masih berminat kerja d pt itu dan sudah tanggung tsnda tangan suratnya, apakah bisa balik lagi ke perusahaan tsb?

    Like

  3. saya bingung harus resign atau tidak? saya baru 5 bulan kerja dikantor saya. Keadaannya kurang kondusif, yang mana hal tersebut terjadi karna ulah saya sendiri, dan saya menyesalinya. tapi setiap saya berusaha memperbaiki diri pasti selalu gagal, selalu salah. orang-orang kantor tetap bersikap baik pada saya, meskipun saya tau mereka tidak suka saya. saya merasa bersalah atas kelemahan saya untuk bisa cepat memperbaiki diri, haruskah saya sadar diri untuk resign?apa alasan yang tepat untuk resign pada kasus saya ini?

    Like

    1. Jadi kalau menurut saya, nih. Namanya kerja, salah itu normal. Memperbaiki diri itu wajib. Saya aja pernah salah planning sampai 1 batch ratusan juta dibuat padahal ordernya nggak ada. Hehe. Cuma kalau memang nggak kondusif, yang pada akhirnya bikin kita nggak enak tiap hari, resign jelas boleh banget jadi pilihan. Cuma harus dipertimbangkan dulu:
      1) Sehabis resign, “dapur” kita gimana? Sudah ada pekerjaan buat bikin dapur kita ngebul atau nggak?
      2) Ada syarat-syarat di kontrak yang bikin berat kita kalau resign? Misal ikatan hingga sekian tahun, kalau dilanggar denda sekian kali gaji.
      Kalau memang sudah, bolehlah mengajukan ke atasan. Kalau buat saya, setelah mempertimbangkan dua hal di atas, boleh-boleh aja bilang alasan keadaan dan kesalahan tadi jadi sebab resign. Nggak usah ngarang-ngarang alasan lain. Itu nggak salah kok. Tinggal atasan nih ngebolehin apa tidak. Hehe.

      Tetap semangat mbak anita! 😀

      Like

  4. Pak tolong kasih saya saran, saya kerja di bidang ekspor dan hampir setiap pekerjaan melakukan kesalahan, dan saya belum berpengalaman sebelumnya karena masih fresh graduate, menurut anda apakah resign bisa jadi jalan keluarnya? jika ada mohon minta alasan yg baik untuk di sampaikan ke atasan. terimakasih

    Like

    1. Ini rata-rata anak fresh graduate. Saya ketika masih fresh graduate juga ada-ada saja kelirunya. Tapi asal kita jujur, ngaku ke bos, berjanji memperbaiki, dan kemudian benar-benar memperbaiki, biasanya itu malah titik balik kita untuk jadi karyawan yang mantap. Awal-awal memang gitu, salah melulu, pengen resign aja, dst, dst.
      Tapi kalau memang bos nggak support, kawan-kawan nggak support ya monggo resignlah. Boleh liat komentar saya atas pertanyaan mbak anita (di atas). Alasan yang baik adalah alasan yang jujur, kayak mutusin cewek. Hehe.

      Like

      1. tapi saya akhir” ini merasa stress dan jika melakukan pekerjaanpun kurang fokus karena “TAKUT SALAH” masih mendominasi di pikiran yg membuat kerjaan terkadang jadi kacau. Tolong berikan alasan yg baik untuk disampaikan ke atasan, terus apakah baik jika kita resign kerja setelah mendapatkan gaji?. misalnya saya akan megajuka resign pd tgl 18 nanti, terus di surat resign saya kerja hanya sampai tgl 4? apakah atasan akan memberikan hasil positif? atau akan gmn gtu….

        Like

      2. Aduh, kalau saya mah masih itu tadi, salah itu biasa. Tapi ya monggo kalau memang mau resign. Masalah tanggal2 itu ya tergantung aturan perusahaan, termasuk juga misal menggaji pro rata sesuai hari kerja sebelum resign. Monggo dicek dulu klausul-klausul di kontrak dengan teliti sebelum mau resign, karena biasanya malah nggak jadi resign karena baca syarat2nya. Tetap semangat 🙂

        Like

  5. pak minta sarannya. saya kerja admin lion parcel Sudah mau 2 Bulan. q mau resign tpi klau kerja 2 bulan resign itu warar kan, tpi q mnta sarannya bisa ijin keluar. tpi atasan q bilang kalau kmu keluar q tahan kmu 1 bulan…
    jdinya saya harus bilang gimana sama atasan q klau q mau resign.?
    tolong beli sarannya dan bantuannya trimakasih

    Like

  6. Pak saya kan baru kerja 5 bulan,trus saya punya rencana kuliah tahun ini. Karyawannya cuman saya saja,kalau mau resign harus cari pengganti satu bulan sebelum resign. Nah,kondisinya untuk kuliah saya nanti nggak bisa dibarengi sama kerja jadi cuman fokus ke kuliahna aja. Kira” saya harus bilang gimana ke bos saya dan enaknya kapan saya bilang resign? Terima kasih

    Like

  7. pak saya baru kerja 5 bulan sebagai pegawai kontrak di instansi pemerintah dan rencana mau resign karena sudah hamil tua, karena saya sering kelelahan dikarenakan kehamilan. menurut bapak apakah tepat alasan saya resign karena hamil? terima kasih.

    Like

  8. Halo om

    Saya bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan kontraktor swasta, baru 2 bulan tp rasanya udah pengen resign alasan karna gaji saya yg bisa dibilang sangat kecil bahkan di bawah umr memang pas wawancara kerja bos saya tidak menyinggung masalah gaji dan berhubung saya fresh graduate saya pikir tidak masalah kalau dpt gaji sesuai standar perusahaan paling ngak umr lah eh taunya pas gajian malah dpt gaji yg jauh dr umr kalau saya berkerja di kota/dekat dgn rmh sih ya saya maklumi gaji segitu lah ini hr pertama kerja langsung di kirim ke hutan tempat lokasi proyek yg jaraknya sekitar 10 jam dr kota tempat saya tinggal bukankah dgn gaji di bawah umr dan harus tinggal di hutan dgn fasilitas serba kekurangan sedikit gak masuk akal

    Jd mungkin om bisa bantu kasih saran apakah saya harus resign atau mungkin bertahan dan kalau memang harus resign apakah nanti bos saya akan mengabulkan permintaan saya itu berhubung saya br kerja 2 bulan dan juga satu2nya admin di lokasi proyek itu

    Like

    1. Lah kontraknya bagaimana? Boleh resign nggak? Atau malah ada celah di kontrak yang bisa bikin ‘kabur’ begitu saja? Dari situ dulu, biar kita aman. Hehe. Lagipula, sebaiknya kalau mau kerja kita harus pastikan dulu tempat dan gajinya baru teken perjanjian. Gitu.

      Like

      1. Masalahnya gak ada kontrak2an cuma wawancara ditanya udah siap kerja besoknya langsung disuruh kelapangan, tempat kejanya kayak gimana gak tau, gajinya brp jg gak tau

        Karna itu saya bingung sendiri kalo mau keluar nanti gimana apa langsung ngomong ke boss abis itu keluar, apa langsung keluar2 aja, bingungkan!

        Yah mungkin ini bisa saya jadian pengalaman buat kedepannya nnt, makasih om nasihatnya ntar saya cari cara gimana mau keluar

        Like

      2. Wkwk main kabur aja, gak enak sama bosnya soalnya ada keluarga bos yg kenalan ortu saya

        Like

      3. Ya, tapi kalau mau kabur sih nggak ada masalah dengan hukum. Terus kalau ada kenalan ya malahane tinggal bilang, toh, kalau nggak adil, gaji kurang, dll 😀

        Like

      4. Wah, makasih bgt om saran2nya
        Akhirnya setelah lebih kurang 3 bln, saya pun mau mutusin untuk keluar bukan karna masalah perkerjaan atau gaji kurang tp ada salah satu orang di lokasi proyek yg ngebuat kesel bgt sampe saya gak tahan lagi.
        Insyaallah bulan depan mau ngomong dengan bos buat berhenti, doain aja om semoga bisa keluar dgn lancar

        Sekali lagi makasih om

        Like

  9. Pak sy mau tanya…
    sy sdh bekerja selama 8 tahun di perusahaan properti , nah bulan Februari kemarin sy membutuhkan suntikan dana u/ keperluan renovasi rmh dikmpung, dan sy pun ber inisiatif u/ meminjam uang ke kantor , karena selama sy bekerja sy belum pernah sekalipun memnjam uang dr kantor, pas sy bicara dengan bos sy masalah pinjam uang ini, sy tdk dikasih pinjam, alasannya banyak, dari mulai gak ada biaya operasional kantor lah, saldo di bank kecil lah dll, padahal sy yg pegang ATM,Key BCA, & buku tabungan kantor, dan sy tau berapa nilai saldonya, tapi bos sy tdk bisa meminjami sy uang, padahal dy sering bilang ke sy , “Kalau kamu ada butuh sesuatu jangan segan u/ bilang ke sy ” giliran sy butuh kenyataannya malah begini..
    sy merasa disepelekan sbg karyawan yg sdh mengabdi selama 8 tahun dengan gaji di bwah UMR tapi sy tdk pernah mengeluh/minta dinaikan gaji, sy ingin Resign pak tapi bingung harus ngmng apa ke bos …minta sarannya ya..
    Thanks

    Like

    1. Wow, 8 tahun! Lama sekali, kak. Ya pada intinya resign kan tergantung kontrak dll, ngomong-ngomong ada kontraknya nggak? Apalagi gaji di bawah UMR begitu 😦 Kalau ada, dilihat dulu kontraknya, kalau nggak ya tinggal kabur atau pamit baik-baik. Intinya pastikan bahwa sesudah lepas dari situ, kita tetap bisa makan. Begitu.

      Like

  10. Pak Arie, sy baru 8 bulan kerja di sebuah perusahaan swasta nasional bagian enjiniring. Leader saya galak, angin2an orgnya. jd buat saya mau belajar/tanya pun sungkan krn pernah tanya tp dijawab dg nada yg membentak dan keras kadang, apalagi nyalurin ide samaskali tdk bisa, krn otak saya buntu akibat kondisi yg sangan tidak enak. Sering ditinggal2, suka ngerjain dg porsi paling banyak sendiri, rakus, kasarannya, buat ngencengin baut saja saya tdk dipercaya. Tp kehidupan kami diluar pekerjaan biasa2 saja dan cukup normal, ngopi bareng, maem mi bareng, rokok bareng dan saling bayarin kadang (tapi tidak sering, nongkrong bisa dihitung jari), tp kl sdh di lapangan udh beda suasananya. Namun setiap pagi sy berangkat kerja bawaan sudah sangat tidak nyaman, bukannya semangat malah beban, Sy jg pernah dipermalukan sama atasan divisi lain (div.produksi) didepan operator2 dengan kata2 yg cukup pedas, pdhl sy masih tahap belajar. Kira2 kl masalahnya spt ini dasarnya sy nggak kuat mental atau gmn ya Pak? Kira2 apakah resign keputusan yg tepat mengingat sebenarnya sy habis ttd sk pengangkatan 1 maret lalu dg syarat probation 3 bln (probation selesai 1 juni besok). Sy belum berani ngutarakan masalah sy ke atasan soalnya pernah ada curhatan teman 1 divisi malah dibawa2 di forum, dijadikan bahan tertawaan. takut masalah sy juga djadikan bahan lucuan juga didepan teman2, trs yg kedua, leader saya yg galak tadi termasuk org yg mendukung sy untuk pengangkatan jd sebenernya ada baiknya. Akan tetapi terus terang sy sangat tdk nyaman dan ingin keluar. Cara benar untuk sy resign gmn Pak Arie? Apakah perlu alasan palsu seperti akan s-2, sudah dterima di pt lain, mau berobat, mau buka warung dsb? Terimakasih pak Arie. Jaya selalu.

    Like

    1. Jadi begini.

      Kerja itu kadang terpaksa demi kehidupan. Coba aja tanya PNS-PNS itu mereka mau gaji sama seseran juga habis karena Long Distance Marriage tapi tetap dilakoni. Ada juga yang nggak resign-resign karena butuh duit untuk anak. Nah, Masnya gimana? Kalau memang butuh duit, ya kudu kerja. Dan kalau memang mau pindah, pastikan bahwa sudah diterima dulu di tempat lain baru pindah.
      Saran saya tetap jangan bohong. Kalau memang mau angkat kaki (setelah dipastikan dulu dapur sendiri gimana) sebenarnya bisa pas antara probation kelar sama mau diangkat. Kan pasti tanda tangan perjanjian lain lagi, tuh. Kalau di tempat saya Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Kalau memang begitu bosnya, ya jadi profesional saja. Bedakan luar dan dalam kantor. Sulit, tapi bisa, kok. Btw, 8 bulan masak belum dikasih ngapa-ngapain? Itu perusahaan rugi dong bayar Masnya? Hmmm. Soal alasan, sebaiknya jangan PT lain karena pasti akan dikejar terus dan akhirnya ketahuan bohong. Alasan S2 lebih masuk akal, asal dipersiapkan beneran. Tapi sekali lagi, saya nggak rekomendasi bohong lho, ya. Hehe.
      Intinya begitu, Mas. Pastikan dulu dapurnya. Kita mungkin berasa mau gila pas kerja, tapi begitu cabut dan nggak ngapa-ngapain malah bisa gila beneran, soalnya.
      Selamat berpikir!

      Like

  11. mas mao curcol nih.. mao resign juga…..mohon tanggapannya dan sarannnya hehhee

    aku masih posisi sedang bekerja,

    rencana mao pindah kerja

    aku mulai melamar dan dipanggil interview dan aku kan sudah dua kali interview di kantor itu

    kemudian kata yang interview ke 2 nya nanti hrd yang hubungin dan akan ada email offering (penawaran kerja gitu yah!!)

    setelah hampir sebulan blom ada yang hubungin aku dari yg kantor itu

    dan tiba tiba kemaren ini setelah sebulan mereka nelpon aku lagi, aku pikir aku gak diterima secara aku udh lupain di peluang aku dikantor itu

    dan mereka telpon menjelaskan klo mereka akan kirim email offering

    trus mereka bilang besok kamu langsung bisa masuk kerja

    kata saya ” oh langsung masuk besok ya? ”

    “iya soalnya kami butuh cepat”

    aku kan langsung bilang gini “saya siap bu tapi saya boleh minta waktu untuk resign dari kantor saya” (padahal mereka juga tau saya sedang bekerja kan!!)

    ( dan juga saya nulis di form mereka sewaktu interview kapan bisa bergabungnya yaitu One month notice)

    setelah itu dia bilang “berapa hari bisa nya”,

    saya bilang ”sekitar 1 minggu bu”

    trus mereka bilang ” ok nanti saya konfirmasi ke hrd dulu ya”

    nah setelah itu selama seharian itu saya blom dapat email offering dari mereka , (apa karna saya bilang gak bisa besok mulai masuk kerja ya )

    yang mau saya tanya mas , memangnya sekarang ada ya perjanjian kerja itu lewat email dan apakan itu kuat secara hukum

    trus juga mereka setelah sebulan gak ada kabar langsung hubungin kita suruh besok masuk

    apa bukan seharusnya mereka memanggil kita untuk interview lagi dan bicarakan perjanjian kerja dengan saya ya

    paling enggak saya resign dengan yakin di kantor lama

    pernah nemuin kayak gini gak ya mas?

    mohon mas pencerahan dan sarannya
    makasih mas 🙂

    Like

    1. Saya kok agak curiga sama calon kantor itu. Heuheu. Bisa jadi di mereka ada yang resign, terus butuh cepat buat ganti dan lamaran-lamaran yang gantung diambil lagi. Dulu, sih, pernah memang ngambil operator dari lamaran-lamaran yang gantung tapi ya nggak main “masuk besok”. Lagipula dimana-mana standar itu 1 bulan antara diterima hingga masuk, jaga-jaga resignnya juga toh dari kantor lama.

      Kalau masalah perjanjian kerja by email, saya juga pernah, tahun 2009 malahan–sudah lama, main scan-scan aja. Nggak masalah selagi memang jelas. Nanti pas sudah tatap muka baru tanda tangan lagi. Offering nggak manggil lagi, main email-email gapapa, asal jelas dan deal. Kalau saya, sih, nggak ambil. Haha. Kayaknya HRD-nya sana juga nggak beres soalnya main pakai suruh “besok masuk”. Tapi kalau memang selisih gajinya banyak, ya monggo, diambil 😀

      Semoga membantu.

      Like

      1. Iya mas
        Saya si gak masalah klo memang perjanjian offering lewat email

        Tapi klo mereka bilang “besok masuk” itu yang bikin saya bingung ya

        Emangnya saya gak urus resign dulu
        Nah sampe sekarang nih gak ada email offering yg katanya mereka mao kirim mas

        Mungkin karna saya gak bisa masuk besok mereka belom jadi kirim email offeringnya mungkin ya mas?

        Trus mereka nanya brapa “hari” kamu bisa?
        Saya bilang aja seminggu bu
        Mereka pake kata kata “hari”
        Lagian klo memang mereka butuh cepet juga ya harusnya kasih jarak waktu dong ya

        Jujur aja tempat yg baru ini sih sepertinya lebih baik dari yg tempat lama saya mas
        Tapi klo buru buru gini dan udh sebulan ga ada kabar dari mereka dan tiba tiba mereka telpon suruh saya langsung “masuk besok” jadi gimana ya saya mandang tempat yg baru ini.. Hrd nya bikin bingung

        Bener bgt mas kata mas aries gak beres juga ya kayaknya nih
        Bener bener keberatan bgt deh klo mereka bilang “besok masuk” duhhh

        Kita liat aja deh nanti kan saya bilang butuh waktu buat resign..
        Trus kt mereka akan “dikonfirmasikan lagi ke hrd nanti kita telpn lagi”

        Apa mungkin sy ditlpon lagi atau tidak terserah deh ..

        Maksih ya mas udh di response nih pertanyaan saya haha

        Btw mas skrg tinggal di jogja ya mas

        Like

      2. Namanya tempat kerja itu selalu “rumput tetangga lebih hijau” kok. Haha. Tenang saja, pepatah saya bilang “semua akan pindah pada waktunya”. 😀 😀
        Sekarang di ibukota, sih.

        Like

      3. Hahaa iya mas..
        Ohh skrg di jkt ya
        Kerja dmn maas?
        Klo ada lowongan kerja boleh nih mas minta tolong saya.. hehe

        Like

  12. Mas, mau minta advice nih:).

    Sy berencana mau resign, surat kontrak sdh out of date sekitar 4thn lalu, disana tertulis jika mau resign hrs waiting 3bulan. Rata2 kantor lain kan hanya sebulan. Sy berencana mau masuk dan keluar baik2 mas. Tetap menjaga silaturahmi gitu.

    Pertanyaan sy, sy bingung. Maunya uda PASTI dpt konfirmasi diterima dikantor baru, baru ajuin resign. Tapi khawatirnya gada yg mau tunggu selama 3 bulan. Sebenarnya aturan kantor sy ini wajar ga sih mas? 3 bulan…sptnya bener2 membuat karyawan sulit sendiri. Mohon sharingannya mas:)

    Like

    1. Tiga bulan mah nggak wajar. Dua bulan masih wajar, dulu di kantor saya sempat begitu karena di luar Jakarta dan nyari apoteker belum gampang. Pertama sih dilihat dulu konsekuensinya kalau nggak 3 bulan itu apa. Kalau berat ya jangan. Kalau nggak berat mah terabas aja. Hehehe.

      Like

  13. Halo mas, saya admin di perusahaan sticker gitu udah kerja setahun lebih, saya di kontrak per 6 bulan, jd ceritanya saya juga kerja sambil kuliah, saya ada rencana resigned selesai kuliah. Alesan saya mau resign ini krn mau dpt peruntungan di tempat lain, yg mungkin penghasilannya lebih sesuai dgn yang saya kerjakan. Oh ya kebetulan saya udah semester 7 dan udah mulai buat proposal skripsi. Jadi di kantor saya ini setiap ada yang keluar kaya ada tradisi mesti bawa orang baru untuk gantiin dan ngajarin. Saya sebenernya males mas buat ngajarin tapi saya di satu sisi jg gak mau image saya jelek di mata mereka, soalnya kan ada baiknya dateng baik-baik, pergi juga baik-baik. Btw tulisannya bagus, saya tadi lagi mikir kalo misalnya saya resign mesti kasih apa ke orang kantor dan temen-temen yang ada di pabrik, wafer atau camilan oke juga 🙂
    Sebenernya saya gak ada pertanyaan, cuma mau mampir doang hehe

    Like

      1. Kak aku juga mau tanya doong.. Tadi liat2 di google dan ternyata aku mampir ke blog kk wkwk. Aku masih baru banget kerja. Mau hampir sebulan lah. Tp aku mau ngundurin diri gitu kalo pas udah habis sebulan. Dan salahnya aku udah ttd kontrak selama 3bulan . Alasan keluar itu krna ress yg gasesuai umr sama lingkungannya yg gabikin nyaman. Itu bisa ngga ga karena aku udah ttd kontrak?

        Like

  14. Share aja nih, saya juga pengen resign dari kantor padahan baru dua bulan kerja dan masih dalam status probation. Alasannya? sederhana aja, karena saya ditempatkan di posisi yang tidak sesuai dengan assigned job pertama kali. Awalnya dibilangin masuk kemana lah, eh pas udahannya ditempatin ke posisi yang beda. Masih oke lah, saya masih jalanin aja, dan selang 3 minggu saya dipindahin lagi yang jauh sekali dari bidang ilmu dan kemampuan saya.

    Jadi saya ngerasa diboongin gitu pas diterima, jadi saya memutuskan untuk resign aja hahaha dan hari ini (27/11/2017) saya lagi mau ngomong sama atasan saya (lagi nunggu beliau manggil saya), gak tau deh tembus atau gak permintaan resign saya hahaha

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.