[Interv123] Tax Officer – Travel Blogger

BAYAR UTANG!!! Pada akhirnya saya nulis soal Interv123 lagi. Artinya sudah utang 3 kali nggak nongol, meleset dari jadwal. Beginilah nasib blogger merangkap karyawan, plus ada sedikit urusan yang mengharuskan saya fokus kesana–karena ngaruh ke masa depan, jadi nggak bisa wawancara, deh. Jangankan interv123, anak saya bernama OOM ALFA aja sedikit lepas dari pengawasan. Urusan apa? Nah, sedikit banyak urusan itulah yang memberi influence pada pemilihan tokoh Interv123 kali ini 🙂

Kali ini Interv123 menghadirkan seorang abdi negara alias pegawai negeri sipil. Tapi tentu saja, kalau di blog sini nggak sembarang tamu yang datang dong. Kalau sembarang PNS mah saya bisa asal comot aja di kecamatan.

Jadi, siapa dia?

Sumber: efenerr.com
Sumber: efenerr.com

Di dunia maya, tamu saya ini menggunakan nama tenar Efenerr, bisa ditemui di twitter @efenerr, juga blog efenerr.com, ya beda-beda tipis sama ariesadhar.com gitu deh. Nama aslinya nanti baca sendiri di bawah, tapi dia juga punya nama panggilan “Sinchan”. Mungkin karena sama nakalnya.

Awal mula saya mendapati namanya beredar di internet adalah ketika stalking TL seseorang, lalu dilanjutkan ketemu lagi saat melakukan pencarian jodoh hotel via Google. Terus waktu lihat-lihat beberapa cerita perjalanan, tamu yang ini ada juga. Ya, kalau soal hotel-hotel dan travel-travel gitu, saya lebih suka baca ulasan di personal blog, dan pas nyasar di blog tamu saya ini.

Ah, daripada kelamaan. Mulai yuk! Wawancara saya lakukan via email, tentu saja dengan pengeditan seperlunya.

Permisi! Kasih tahu dengan singkat, padat, dan jelas–sejelas masa depan PNS–siapa sih seorang Efenerr itu?

Efenerr itu sebenarnya akronim dari Farchan Noor Rachman (FNR). Nama lengkap saya, sehari-hari saya seorang PNS Direktorat Jenderal Pajak dan ditempatkan di KPP Pratama Garut. Ngantor tiap jam 7.30 sampai jam 17.00. Ya kerjaan PNS mungkin gitu-gitu aja ya, administratif dan teknis. Misalnya ketik-ketik surat, analisa data, pelayanan ke Wajib Pajak dan sebagainya. Kalau masa depan jadi PNS kalo ga kreatif ya karirnya ga bakalan berkembang, pasti bakal gitu-gitu aja. Soalnya PNS kan identik dengan kemonotonan kerja dan hidup, itu yang kadang bikin otak buntu.

Oh, begitu. Terus, apa zodiak mantan… eh… apa sih passionmu yang sebenarnya? 

Zodiak mantan ya? Duh saya sudah melupakan mantan-mantan saya ik mas.. Jadi sudah ndak ingat. Haha.

Oke. Bagus. Kamu sukses move on. Lanjut!

Passion ya? Kalo arti passion dari yang saya sukai dan saya seriusi sih ada di perjalanan dan penulisan. Mungkin 2 hal itu yang sekarang sedang hangat-hangatnya saya tekuni. Banyak-banyak berjalan kemudian banyak-banyak menulis. 🙂

Wow, banyak-banyak berjalan, banyak-banyak menulis. Bagus tuh! Banyak-banyak ongkosnya juga. Nah, kapan dan bagaimana sih prosesnya bisa jadi PNS?

Ini agak panjang Mas, sedikit berbau sepanjang jalan kenangan.

*nyanyik*

Dulu saya tidak pernah bermimpi jadi PNS atau apapun yang berbau birokrasi. Di SMA saya menemukan kesenangan saya di dunia tulis menulis dan politik, makanya ketika lulus saya mendaftar di Ilmu Pemerintahan UGM, akhirnya diterima. Seharusnya jika kuliah disana, saya bisa menjalani dunia yang saya sukai. Tapi rupanya hidup bukan soal bagaimana menjalani apa yang saya sukai, saya juga harus memikirkan orang lain dalam hidup saya, mas Arie.

Apa tuh?

Saya jadi PNS demi keluarga. Begini, saya seorang Yatim, Bapak saya meninggal ketika saya SMP kelas 2 dan adik saya baru masuk SD. Maka ketika ada pendaftaran STAN, saya dititahkan ibu untuk ikut, saya menurut, ibu mengharapkan saya segera menjadi tulang punggung keluarga. Dan Alhamdulillah saya diterima, ya kemudian saya jalani saja jalan hidup itu, kuliah di STAN, lulus dan jadi PNS. Saya pikir-pikir, saya renungi lagi mungkin menjadi PNS adalah cara bagaimana mengabdi untuk ibu dan keluarga saya.

Wah, daftar STAN itu susah loh. Terus pertama kali ditempatkan dimana? Ceritain dong 🙂

Saya pertama kali di Ciamis, Mas, padahal saya memilih di Jawa Tengah. Tapi itulah di instansi saya, harus siap ditempatkan di mana saja. Saya memang sengaja memilih ditempatkan di kota kecil, hidup tenang dan damai tanpa harus berkubang dalam geliat materialisme dan egoisme yang makin menggila.

Boleh cerita sekilas, apa sih yang dikerjakan sehari-hari? 

Saya seorang Account Representative, kalau diindonesiakan kira-kira Konsultan Pajak Negara. Jadi saya memiliki tugas mengedukasi Wajib Pajak dan memberikan treatment yang pas untuk mereka, entah itu dalam bentuk himbauan sampai sanksi. Kalau teknisnya sih gampang-gampang susah, pokoknya melibatkan berbagai macam jenis analisa mulai dari analisa omzet sampai analisa arus kas. Kadang juga saya harus keluar kantor untuk memberikan sosialisi kepada wajib pajak. Seperti itu kira-kira gambaran kerjaan saya.

(Lebih lengkap, baca disini yak!)

Garda terdepan pendapatan negara! Keren! Nah, bagaimana mengelola passion dengan kerjaan sehari-hari? Traveling dan menulis kan butuh waktu, tuh.

Menjadi PNS sebenarnya memiliki banyak waktu luang asalkan cermat mengatur waktunya. Saya mendisiplinkan diri untuk menyelesaikan pekerjaan baru mengerjakan yang lainnya. Jadi semua kerjaan saya selesaikan di awal jadi saya punya banyak waktu luang di akhir. Nah kalau jam 7.30 – 17.00 saya bekerja, maka di setelah bekerja saya bisa menulis, mungkin setelah isya sampai saya benar-benar mengantuk, itulah waktu-waktu saya menulis. Karena punya waktu pendek untuk menulis maka saya berusaha untuk terus mendisiplinkan diri menulis agar tidak kehilangan mood dan momen.

196589_4233470553958_1137489474_n

Kalo soal traveling ini susah-susah gampang ya karena jatah cuti terbatas. Tapi prinsipnya kadang saya masa bodo dengan urusan cuti, saya sering dipotong gaji karena traveling tapi bagi saya itulah pengorbanan untuk sebuah idealisme. Saya ndak papa dipotong gaji selama saya bisa mendapatkan kebahagiaan lewat traveling.

Kapan sih pada akhirnya menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan passion?

Sampai saat ini belum ya, maksudnya kadang masih suka keteteran bagaimana mengatur waktunya. Tapi saya pikir keseimbangan antara pekerjaan dan passion itu bagi saya hanyalah semacam utopia, jika ingin menikmati saya kira saya harus berani meninggalkan salah satunya dan serius di satu hal. Jadi jika saya ingin serius bekerja maka saya harus meninggalkan passion dan sebaliknya. Saya sih tidak terlalu menganggap passion sebagai tujuan hidup, bagi saya kebahagiaan tidak dinikmati sendiri, tapi juga untuk orang lain, jadi passion hanya saya anggap sebagai sarana pelepas penat semata, bukan menjadi tujuan utama untuk dinikmati.

Kan sudah jadi abdi negara, nih. At least sudah dan akan sekian tahun di tempat sekarang. Sebenarnya, aslinya pengen kerja dimana sih? Kota yang sekarang apa nggak?

Saya hanya ingin suatu saat nanti saya bisa kembali bekerja di kampung halaman, di Magelang. Sembari bekerja saya ingin juga mengurus sawah milik keluarga. Saya kira hidup seperti itu hidup yang bahagia dan berkualitas.

Jangan lupa tetap nulis dan travel loh! Hehehe. Terus, siapa sih yang jadi role model dalam mengabdi negara?

Susah mencari role model PNS, karena PNS bukan sebuah profesi yang bisa membentuk orang menjadi cemerlang. Cuma saya melihat Anggito Abimanyu sebagai seorang abdi negara yang punya visi jauh ke depan. Dia mengerti benar bagaimana menjalankan roda organisasi tanpa kehilangan inovasi untuk melangkah ke depan.

Kalau yang non-PNS saya menganggap ketokohan seorang AR Fachrudin (Mantan Ketum Muhammadiyah) sebagai teladan. Beliau memang bukan abdi negara, tapi cara beliau membina umat dan menyokong pendidikan bisa jadi suri teladan, bagi saya yang seorang muslim mungkin itu adalah cara beliau untuk menunjukkan pengabdian pada ulil amri (penguasa).

Menurutmu, kenapa sih kira-kira orang-orang pengen dan berebut jadi PNS?

Rasa aman. Jadi PNS kan kerja nggak kerja tetap dibayar, mau kerja banting tulang atau leha-leha atau bahkan nggak mau kerja juga tetap dibayar, bahkan ketika sudah pensiun pun tetap dibayar. Secara penghasilan mungkin kecil, tapi rasa aman ini mungkin yang mengundang orang berbondong-bondong pengin jadi PNS.

Masuk ke pertanyaan 123 yak! Ceritakan dong, 1 aja kebodohan yang kamu lakukan pas awal-awal banget bekerja!

Apa ya? Sebentar…Oia, saat itu saya sedang cuti ke Lombok. Saya sudah merencanakan segala sesuatunya dengan baik dan melengganglah saya ke Lombok. Menjelang kepulangan saya di SMS oleh Kepala Kantor, nanyain saya dimana dan disuruh pulang. Heran padahal sebelum cuti saya sudah izin mau ke Lombok. Akhirnya saya pontang-panting cari tiket. Karena tidak bisa langsung ke Bandung maka saya hanya beli tiket ke Surabaya kemudian naik bis ke Bandung. Total jenderal perjalanan 24 jam. Datang ke kantor muka kuyu menghadap bos malah disurung pulang lagi. Rupanya saya lupa bahwa hari itu bertepatan dengan jadwal piket saya di kantor. Jadilah saya langsung bekerja dalam keadaan lelah, hitam dan mengantuk.

Sebutkan 2 tempat yang pengen banget kamu kunjungi!

Saya punya 3 tempat yang harus saya kunjungi selama masih hidup. Ketiganya adalah Mekkah, Manchester dan Jepang. Alhamdulillah Jepang sudah, berarti tinggal Mekkah dan Manchester. 🙂

185145_4336954700997_1546893763_n

Dari sekian banyak tempat yang sudah dikunjungi, sebutkan dong 3 tempat yang paling berkesan, beserta alasannya ya.

Di Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Saya terharu betapa toleransi di Indonesia itu masih ada, saya menginap di sebuah keluarga Kristen yang rela tidak mandi karena kehabisan air, tapi tidak rela saya tidak bisa wudhu, sehingga mereka harus repot-repot mencari air untuk saya wudhu. Lalu di keluarga lainnya saya sampai disembelihkan ayam yang merupakan masakan mewah disana, karena keluarga tersebut Kristen, mereka meminta saya yang menyembelih ayamnya takut saya tidak bisa makan karena haram jika disembelih oleh mereka. Duh, momen-momen itu yang membuat saya selalu tergetar ketika mengingatnya.

Wokeh. Keren sekali. Indonesia yang kita harapkan. Terus apa lagi dong?

Dua, Jepang. Saya tak bisa lepas dari kenangan perjalanan ke Jepang, Mas Arie. Jepang adalah impian masa kecil anak-anak yang dibesarkan dengan film kartun Jepang. Jadi pas tiba di Jepang saya hanya benar benar seperti sudah mewujudkan impian menjadi kenyataan.

Terakhir, Stumbu. Letaknya di Borobudur Mas, tempat melihat sunset yang epic itu. Saya senang berada disini karena rasanya tenang dan damai. Melihat pendar matahari yang selalu berbeda di setiap momennya.

Ah! Pada akhirnya nyebut kampung sendiri juga. Baiklah, terima kasih sudah berbagi! Tetap jalan-jalan ya!

* * *

Sekadar info aja, tamu interv123 kali ini berasal dari SMA yang sama dengan tamu interv123 persis sebelum ini, Shirom. Ini kayaknya saya lagi rajin menjelajah produk Magelang, yak. Ada lulusan Gladiol lain yang mau saya tanya-tanya?

Semoga ada benang merah yang bisa ditarik dari interv123 ini. Mungkin memang jalan hidup nggak selalu sesuai dengan yang kita inginkan, tapi percayalah bahwa pasti ada jalan agar kita bahagia menjalaninya. Traveling, mungkin?

*buru-buru cek tiket promo*

*eh, saldo nggak ada*

*belum gajian*

Ya, udah! Sampai juga di interv123 selanjutnya! Ciao!

11 thoughts on “[Interv123] Tax Officer – Travel Blogger”

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.