Balada Anak Kantoran

Dulu banget, saya pengen jadi anak kantoran. Soalnya tampak keren dengan baju rapi, kadang berdasi, bawa tas koper, lalu kerja di depan komputer. Itu dulu. Soalnya waktu saya bercita-cita semacam itu, Indonesia sedang melakoni PELITA 1, masih dalam PJPT 1, jadi harap dimaklumi.

Sekarang?

Adek saya–si Dani–suka menghina saya yang kerjaannya cuma duduk seharian penuh di depan komputer, klak-klik-klak-klik-kluk, lalu sore/malam pulang dengan muka berbentuk kotak dan angka. Sudahlah cuma duduk-duduk, digaji pula.

*lempar kayu manis*

Yah, duduk di depan komputer adalah keseharian sebagian besar anak kantoran. Ada yang mengerjakan report, ada yang browsing, ada yang cari OL Shop, ada yang main Onet, dan segala macamnya. Di balik aktivitas hari-hari itu, tentu saja ada beberapa peristiwa yang membuat tangan ini harus ditahan untuk tidak meninju, membanting, atau membakar komputer yang ada di depan mata.

Tentu saja karena kalau itu kita lakukan, pilihannya ya cuma besok nggak usah masuk lagi sampai seterusnya, atau mengganti dengan potong gaji.

Jadi apa saja peristiwa itu?

1. Email Dengan Tanda Seru

Kebanyakan anak kantoran akan buka email–umumnya via Outlook atau ThunderBird–pada pagi hari. Dan hal itu berulang di beberapa kesempatan dalam sehari. Anak-anak baru biasanya sepi email, atau kalaupun ada, itu hanyalah balas-balasan dengan teman sekampusnya. Dulu saya pernah punya email-emailan dengan subjek Ngalor Ngidul yang isinya aneka alamat email perusahaan farmasi. Sekarang–kecuali saya–yang lain sudah berganti alamat email. Sebagai lelaki sejati, tampak sekali saya setia ya.

*calon istri mana ini?*

Nah, paling males itu begitu buka email, ada tanda pentungnya. Saya kurang paham kenapa orang yang bikin aplikasi email ini menambahkan opsi tanda pentung, dan satu lagi panah ke bawah. Pentung berarti “high importance” sedangkan panah ke bawah bermakna “low importance”.

Kenapa bikin malas, tentu saja karena email dengan pentung harus dilihat dan isinya digarap dulu, mendahului antrean pekerjaan yang sudah ada sebelumnya.

Yang paling bikin malas adalah ketika pentung itu berasal dari orang departemen lain yang selevel dengan kita. Misalnya, ketika menerima email pentung dari sesama alas kaki di departemen lain. Rasanya pengen bales:

“Emang lo sepenting apa buat gue?”

Lebih bikin malas lagi begitu email itu di-Cc ke bosnya, dan bos-bos besar lainnya. Caranya anak kecil sih itu namanya ngadu. Dan kalau sudah begitu, ya kita nggak bisa apa-apa.

2. Email Penting Nyangkut di Outbox

Ada saja problem yang tergantung pada sesuatu yang bernama jaringan. Salah satunya adalah ketika jaringan ngadat, tiba-tiba ada BBM dari bos yang sedang upcountry ke Zimbabwe, minta dikirimkan data SEKARANG JUGA.

Nah, datanya sudah siap, sudah tinggal kirim, bos sudah PING-PING dari seberang sana, bahkan sudah menjelma menjadi Ping Renda-Renda. Semacam sempak jadinya. Eh kemudian…

…emailnya nyangkut di Outbox dan nggak terkirim-kirim. Kalau bosnya baik hati, pasti akan sabar menanti. Lah kalau bosnya juga sedang buru-buru, kita bisa disangka penipu yang sedang garap data tapi ngakunya sudah ngirim dan nyangkut di Outbox. Ini jadi semacam mau kirim surat, tapi baru sampai ke bis surat dan pak posnya nggak datang-datang.

Suram.

3. HANG

Anak kantoran itu sudahlah di kos-kosan harus berhadapan dengan hang-er alias gantungan baju, di dalam hubungan juga harus di-hang alias digantung statusnya, eh di kantor masih juga menemukan komputer yang HANG.

Komputer hang tentu ada alasannya. Kadang kita bisa buka file Excel dua puluh macam dengan kesemuanya hyperlink satu sama lain. Itu komputer jadi bingung dalam memetakan hubungan antara isi dalam rok… eh… file. Jadinya dia hang.

Atau juga karena komputernya jadul dan nggak kuat menerima perubahan zaman berupa file yang tambah kompleks dan besar. Atau bisa juga kombinasi keduanya.

Paling parah ketika sudah deadline, sudah hidup dan dead, eh si komputer hang. Mau di-restart, datanya belum disimpan, mau nggak di-restart kok ya hang. Terus bagaimana?

Baiklah. Hang itu perkara nasib.

4. Not Responding

Bukan hanya cewek ngambek yang nggak memberikan respon, tapi komputer juga bisa demikian. Biasanya terjadi ketika dia belum selesai menuntaskan sebuah hubungan… eh… perintah, tapi sudah disuruh mengerjakan perintah lainnya.

Misalnya nih, disuruh nge-save. Pas belum kelar, kita langsung klik Open File. Ya sama dengan hati yang belum move on, nggak bisa dipaksa menerima hubungan baru. Akhirnya ya tiada respon, persis cewek kalau lagi ngambek.

“Kamu kenapa?”

“Nggak apa-apa.”

“Beneran?”

(diam)

“Kenapa sih?”

(diam)

“Aku salah ya?”

(diam)

*kemudian mati*

5. Respon Orang IT

Urusan nomor 2, 3, dan 4 itu tadi sebenarnya ada solusinya. Persoalannya adalah tiadanya orang yang bisa dijadikan solusi dalam waktu singkat.

Padahal seharusnya solusi itu ada di orang IT.

Beberapa kejadian adalah seperti ini:

“Halo?”

“Ya?”

“Pak, jaringannya lemot.”

“Iya memang lagi lemot.”

“…….”

Apakah orang IT tidak punya cara membuat jaringan yang lemot itu menjadi tidak lemot dan bukannya mengiyakan?

Ada lagi nih, soal hang.

“Halo?”

“Ya?”

“Pak, komputernya hang.”

“Sudah direstart?”

“Datanya belum disave, Pak.”

“Wah, sayang sekali.”

“Terus gimana?”

“Ya restart aja.”

“……”

Dan bagian yang paling bikin emosi anak kantoran adalah kalau begini:

“Pak, komputernya nggak nyala.”

“Ah masak?”

“……” (Kondisi kepala berasap, muka memerah, kobaran api mulai tampak di sela-sela rambut)

Ya kali kalau komputernya nyala ngapain saya lapor situ?

Kita tahu sih orang IT juga banyak kerjaan, termasuk maintenance jaringan dll, tapi kalau responnya begitu, kan ya pusing kepala juga.

6. Do You Want To Save? 

Pernah menemukan tampilan ini:

Picture1Lalu pernahkah kalian nge-klik “Don’t Save” untuk sebuah data yang sudah panjang lebar dikerjakan?

Pernah?

Pernah kan?

Ya, paling melongo doang kalau begini ya. Ini sungguh balada yang luar biasa apalagi jika kemudian data itu sudah sedemikian lamanya digarap, perubahan yang kompleks, dan dikerjakan dengan penuh darah dan air mata.

Inilah balada sesungguhnya. Sudah berjuang untuk PDKT, sudah ditembak, lalu jawabannya…

…tidak.

Kira-kira sih rasanya sepahit itu.

Mau menyalahkan siapa? Tangan? Komputer? Vicky? Ya nggak mungkin. Kalau sudah kejadian seperti itu, silakan meratap. Demikian saja saran saya.

Yah begitulah balada yang dialami oleh anak kantoran. Punya balada yang lain? Asal tidak kerupuk balada lho.

Oh, itu balado.

Ya, kalau punya, silakan tulis di comment 😀

8 thoughts on “Balada Anak Kantoran”

  1. yang ngenes mah kalo lagi ngeblog (eh bukan kerja yak..) udah nulis panjang-panjang ga taunya mati. Entah kecabut listriknya atau anjlok dan lupa disave..

    Like

      1. nah masalahnya bukan di word.. tapi langsung di badan blognya.. dulu sih gw pas di multiply..

        kecuali wordpress yak, barusan gw ngehang aja nih komputer untung autosave haha

        Like

  2. Kalau akuuuuuuuuuuu……………..

    1. Email Dengan Tanda Seru => biasanya gw yang kasih tanda seru hahahaha
    2. Email Penting Nyangkut di Outbox => pasang otomatis kirim, tiap berapa menit ntar dia ngirim sendiri otomatis
    3. HANG => tinggal restart, biasanya data udah auto save jadi ga ngulang banyak2…:)
    4. Not Responding => tinggal restart, biasanya data udah auto save jadi ga ngulang banyak2…:)
    5. Respon Orang IT => lapor IT, duduk manis di sebelahnya sampai diberesin, pasti cepet.
    6. Do You Want To Save? => kalau yang ini, alhamdulilah belum pernah. Kalau kedelete pernah tinggal bongkar recycle bin.

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.