Kuku Jempol Tangan Kiri

Apa pentingnya judul ini?

Hahahahaha…

Jangan dulu mengabaikannya karena saya barusan menemukan refleksi yang cukup dalam gara-gara kuku jempol tangan kiri.

Alkisah, lepas dari paksaan kuku pendek di SMP, saya masuk ke SMA yang dari segi kuku boleh kayak gimana aja. Lagipula, mana ada cowok yang membuat kukunya sepanjang nenek-nenek pemegang rekor dunia kuku terpanjang? Simple saja, kuku terserah. Maka saya pun memanjangkan sebuah kuku saja, kuku jempol tangan kiri. Ini sejak tahun 2001.

Kenapa?

Mungkin ada yang berpikir untuk sanitasi alias ngupil. Well, saya kok lebih senang yang masuk hidung jari yang lain yak. Jempol kegedean. Mungkin ada yang berpikir untuk melepas sticker, ya kadang-kadang demikian. Tapi sejatinya saya nggak pernah punya alasan spesifik untuk memanjangkannya.

Dan tahu apa yang saya korbankan?

Waktu SMA saya lumayan sering jadi kiper, tentunya karena saya sudah dipecat dari posisi yang lain, dan pernah dipercaya dalam pertandingan melawan kelas II-6 dengan rekor kebobolan 4 kali oleh pria yang sama *astaga.. Saya sebenarnya bisa mematangkan posisi itu, tapi apa? Saya lebih memilih menjaga kuku saya yang di kiri ini dari terjangan bola besar. Karena pernah kesenggol, sakit.

Dan saya mengorbankan posisi idaman di sepakbola hanya demi sebuah kuku?

Dan begitulah, kuku jempol tangan kiri ini selalu lebih dari 3 mm panjangnya, beda dengan 9 kuku lainnya di tangan pun 10 yang lain di kaki. Dan sesuatu tanpa alasan itu bertahan hingga 10 tahun.

Mungkin sudah takdirnya bahwa saya mendadak harus bersentuhan dengan sesuai yang related potensi bahaya, dan kuku panjang adalah potensi bahaya. Tidak ada lagi kuku panjang. Itu harus. Pilihannya saya cari kerjaan lain yang membolehkan kuku panjang atau potong. Hingga kemudian saya berjanji bahwa ketika gong sudah ditabuh, si kuku jempol ini harus sama dengan lainnya.

Well, tadi siang saatnya. Ketika kuku yang lain sudah rapi jali, tinggal si kuku yang satu itu.

Sempat 3-4 kali alat pemotong itu hanya numpang lewat sebelum akhirnya saya benar-benar memotongnya. Fuihhh.. keramat 10 tahun selesai. Dan ada 2 refleksi hari ini.

Pertama, kenapa saya harus nggondeli si kuku ini tetap panjang? Memangnya siapa saya? Berkali-kali ia memberikan rasa nyeri ketika tak sengaja kejepit, meski ia pernah membantu jadi pembolong plastik di toko buku.. hehehe.. Toh kalau Tuhan mau, dia bisa saja bikin ini kuku kejepit dari dulu sehingga harus dipotong. Kalau itu ceritanya, memangnya saya bisa apa? Jadi saya pun memilih untuk memotong saja, selagi keputusan itu masih di saya. Sama aja dengan hidup kita kan?

Kedua, percaya atau tidak, saya sudah nggak bisa memotongnya sependek kuku yang lain. Sedikit daging jempol menyatu dengan bagian kuku, kira-kira 1 mm dan kalau disentuh sakit. Artinya? Kalau saya perlama lagi, mungkin bisa jadi 2-3 mm. Waw, berapa sakit itu? Semakin lama 2 hal bertemu, semakin lengketnya mereka, kalau kita selalu bertemu si buruk, makin buruklah kita. Sesederhana itu, harus ada langkah revolusioner, POTONG!

Fuihhh.. dan sekarang ia ikut menari di tuts ini, dengan tampilan barunya dan tugas lamanya sebagai tukang pencet spasi.. hehehe…

7 thoughts on “Kuku Jempol Tangan Kiri”

  1. saya dari dulu nda betah dengan kuku tangan yang panjang, risih ajah rasanya. Apalagi sekarang, ketika kuku telat di potong pasti bakal berasa, setidaknya gerakan jari di atas keyboard jadi tak lincah lagi, kesandung-sandung. heheheh

    Like

  2. ada akun FB gak? apa namanya? o ya, foto waktu masih panjang kukunya ada? di posting dong…memangnya berapa cm panjang kukunya?

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.